Tulisan ini saya persembahkan untuk masyarakat Indonesia
khususnya para Penjual Online. Biasanya kita jumpai Penjual Online yang nakal
namun kali ini akan saya bongkar bahwa ada juga Pembeli Online yang nakal.
Bahkan lebih kejam lagi, pembeli Online ini bisa menyedot seluruh rekening yang
dimiliki oleh si Penjual. Tulisan ini murni pengalaman pribadi penulis yang
hampir terperosok menjadi korban.
Penjual Online memang harus berhati-hati memilih sarana
sebagai tempat jual beli Online. Khususnya jika anda menjual barang di sarana
yang tidak tersistem untuk jual beli seperti di media sosial. Termasuk juga di
salah satu website www.olx.co.id, web ini
tidak ada yang salah karena memiliki fungsi mempertemukan secara langsung
(fisik) antara penjual dan pembeli alias COD. Namun akan menjadi kesempatan
empuk bagi para Pembeli Online yang nakal jika si penjual menawarkan barang
tersebut bisa dikirim ke luar kota. Berikut akan saya ceritakan bagaimana
Pembeli Online ini mendzolimi si penjual.
1.
Saya saat itu kebetulan baru saja posting jual
barang baru Jam tangan original merk Eiger IYW0098 yang saya tempatkan di
olx.co.id dan saya tuliskan menerima kirim luar kota.
Pembeli dengan percaya diri menelfon saya
sebagai penjual menanyakan kondisi barang yang kita jual seperti warna, ori
atau KW dan bertanya untuk memastikan bisa dikirim ke luar kota atau tidak.
Tidak ketinggalan juga menanyakan harga dan nego harga. Cara komunikasi seperti ini jelas meyakinkan saya bahwa dia sepertinya
pembeli yang serius.
2.
Disepakati harga hasil nego saat itu senilai Rp
360.000 sudah termasuk ongkos kirim ke Kota Surakarta (pengakuan domisilinya dia). Dia tidak terburu-buru memberikan
alamat lengkapnya untuk sebagai tujuan barang. Dia justru lebih banyak
menyanyakan bagaimana transaksi pembayarannya. Saya jawab saja, pembayaran bisa
lewat transfer silahkan pilih ke bank BNI atau Bank Mandiri saya. Dia pilih
Bank Mandiri.
3.
Komunikasi beralih via WhatsApp mengingat akan
terjadi saling tukar bukti pembayaran dan bukti resi pengiriman barang. Sebelum
dia akan kirim uang, dia minta fotokan lagi barang yang akan saya kirim (permintaan ini semakin meyakinkan saya
bahwa sepertinya dia bukan pembeli yang main-main dan serius untuk membeli).
4.
Saat pembayaran akan berlangsung dia juga
meminta agar saya menunggu sejenak karena dia hendak transfer terlebih dahulu.
Tidak lama kemudian dia mengirimi saya sebuah gambar sebuah bukti transfer Bank
Mandiri. Bukti ini bukanlah sebuah resi/struk fisik yang di jepret dengan
kamera seperti biasanya saya menghadapi transaksi, melainkan sebuah screenshoot
dari aplikasi smartphone, persis seperti ini:
5.
Kita perhatikan itu bukanlah bukti struk
transfer konvensional atau transfer ATM melainkan itu adalah transfer E-Cash.
Sebelumnya saya juga belum pernah menangani pembeli yang bertransaksi via
E-Cash seperti ini, namun saya tetap positif thinking saja dan tidak curiga.
6.
Pembeli tiba-tiba menelfon saya “Begini
Gan, aktifin dulu kode OTP Bank Mandirinya, setelah aktif uangnya baru bisa
masuk ke rekeningnya agan, coba cek dulu gan di ATM,” katanya. Di WhatsApp dia meninggalkan
pesan “Agan aktifin OTPnya di ATM,” “ Kalau agan tidak ngerti cara aktifiinya
nanti telfon saya saja saya kasih tahu langkah-langkahnya waktu agan di ATM,”
katanya. Dia juga meninggalkan sebuah foto KTP sebagai alamat tujuan barang.
Sebelum ke ATM sekaligus juga saya packing barang dan menuliskan tujuan barang
ke alamat tersebut.
7.
Saya cek di ATM dan ternyata belum ada uang
masuk dan di rekening saya cuma meninggalkan uang sekitar Rp 85 ribuan. Setelah
saya tahu uang yang dia transfer belum masuk, saya kembali menannyakan ke dia
via telepon. Anehnya saat saya di ATM dan butuh penjelasan langkah-langkah dari
dia, nomornya malah sibuk.
8.
Dengan PeDe nya uang saya yang belum masuk itu,
saya malah langsung ke salah satu outlet jasa pengiriman barang di kotaku untuk
mendahulukan pengiriman barang daripada pembayaran. Dan saya akan berniat
mengaktifin OTP nya lain waktu mengingat saya mendesak hendak akan ke Semarang.
9.
Tak disangka ketika saya baru di depan outlet
jasa pengiriman barang, tiba-tiba dia mnelfon saya agar saya kembali ke ATM (untung barang belum sampai dikirim).
Setelah saya di ATM saya telfon dia dan meminta saya agar menunjukan jumlah
saldo yang tersisa dan dikirim via WA nya. Saya potret saja dan saya kirim,
namun dia belum segera membaca kirmiman tersebut sehingga saya telfon dia lagi.
(Kemungkinan dia belum baca sisa saldo
saya) keburu dia terima telfon dari saya dan saya minta agar dia kembali
jelaskan langkah-langkahnya.
Masukan Kartu -> PIN -> Layanan
E-Cash (uang elektronik) -> Upgrade layanan -> Memasukan sebuah nomor HP
(Setelah
saya pelajari, ternyata upgrade layanan ini digunakan agar saldo akun E-Cash
milik dia bisa ditransfer ke akun rekening bank yang lain, setelah habis sedot
rek saya)
Kemudian dia meminta agar saya masuk ke
Menu Utama lagi untuk masuk ke Layanan E-Cash lagi namun kali ini dia meminta
saya memilih menu Isi Ulang. Dia menuntun lagi agar saya tekan tombol-tombol
nomor akun E-Cash milik dia termasuk ketika meminta mengisi nomor-nomor yang di
depannya terdapat kata Rp tanpa ada rasa curiga saya begitu juga
mengisinya atas tuntunan dari dia (Padahal
itu nominal uang yang akan dia sedot dari rekening saya). Hingga akhirnya
kemudian saya pencet tombol Ya. Yang
terjadi kemudian muncul tulisan transaksi anda gagal. (Kemungkinan karena nominal yang saya pencet itu tidak mencukupi untuk
menarik rekening saya yang tinggal Rp 85 ribu itu, atau terlalu besar. Ini
akibat dia tidak membaca foto sisa saldo yang saya kirim ke WA nya hahaha)
Tidak kehabisan akal dan dia bilang “Wah di sistem
ini ternyata itu tidak bisa gan, coba agan pakai kartu ATM BNI nya, dibawa
kan?? Maaf Gan, bukannya saya tidak percaya tapi ini demi keamanan kita
bersama,” kata orang sialan itu.
Dengan lugunya sayapun memasukan kartu BNI saya
di ATM Mandiri itu, dengan tuntunan yang sama saya diminta masuk ke menu sisa saldo sayapun langsung lafalkan
ke dia bahwa saldo saya tinggal Rp 770 ribuan “Maaf gan bukannya tidak percaya,
saya ingin tahu saldo agan agar nanti bisa membandingkan saldo belum masuk dan
sudah masuk” (dengan lugunya sampai
sejauh ini saya justru makin percaya dan bukan curiga). Dia tuntun lagi
saya ke menu Layanan E-Cash dan masuk ke Isi ulang lalu mengisi nomor akun
E-Cash dia dan mengisi kolom nominal.
Nah saat mengisi kolom nominal sepertinya ada
malaikat yang meminta agar saya LIHAT
BAIK-BAIK simbol Rp di belakang
angka-angka yang sedang saya ketik ini. SAYA
MULAI CURIGA. Terlebih lagi angka-angka yang saya ketik itu senilai 600477
atau nilainya mendekati jumlah rekening saya. Saya tanya lagi ke dia “Ini apa
ini?? Kok depannya ada Rupiahnya (Rp),”. Dia menjawab “Tenang saja Gan itu
hanya kode-kode untuk bisa uang yang saya transfer bisa sampai ke rekening
agan,”. Dengan tegas lalu saya tekan tombol TIDAK untuk MEMBATALKAN dan saya tutup telefonnya!!!.
Saya cabut kartu ATM saya dan di duduk depan
loket ATM segera saya browsing di Google dengan kata kunci “Penipuan E-Cash”
segera saya dapatkan referensinya bahwa apa yang telah saya lakukan sebenarnya
adalah hampir menjadi korban penipuan dan penyedotan rekening. Alhamdulillah uang saya batal tersedot.
Ini adalah akun E-Cash Mandiri milih pelaku atas nama Nurdin Abu. atau mungkin bisa juga itu akun pinjaman |
Mohon sebarkan Link blog tulisan ini ke teman teman para
pembaca agar tahu model-model modus penipuan yang makin canggih di era moderen
ini dan agar mempersempit aksi pelaku. Mohon jangan di Copas tapi Sebarkan Link
saja. trimakasih