Ilustrasi: Pengeboran |
BANYUMAS - Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Banyumas, mencatat ada 20 desa yang dipastikan sulit air. Data tersebut didapat dari kajian mmelalui alat geolistrik.
Kabid Geologi, sumber daya mineral dan air tanah Dinas ESDM Banyumas, Sigit Widiadi mengatakan sejumlah wilayah yang sulit didapati air adalah daerah diluar cekungan air tanah. Selain iu juga lapisan lempung yang tebal sudah dipastikan sulit didapati air.
"Untuk cekungan air tanah, atau yang memiliki potensi air yang melimpah diantaranya kecamatan Baturraden, Sumbang, Kembaran, Purwokerto, Karanglewas, Kedungbanteng, Sokaraja, Kembaran, dan Banyumas. Kalau yang sulit itu Banyumas bagian selatan hingga ke Barat, Lumbir hingga Gumelar dan Ajibarang," kata Sigit.
Sementara 20 desa paling sulit air versi ESDM diantaranya di Patikraja (Pegalongan, Karangendep), Purwokerto Selatan (Karangklesem), Cilongok (Batuanten), Purwojati (Kaliputih), Kembaran (Purwodadi), Kalibagor (Kaliori, Srowot), Somagede (Somakaton, Somagede), Jatilawang (Pekuncen, Kedungwringin, Bantar ), Kebasen (Kebasen, Kalisalak), Lumbir (Dermaji), Kemranjen (Alasmalang, Petarangan), Tambak (Kamulyan, Buniayu).
Dari 20 desa tersebut 11 diantaranya sangat tidak memungkinkan dilakukan pengeboran. Sementara sisanya masih bisa, namun lapisan ekuifer, pasir atau yang terdapat air ada pada kedalaman 20 - 120 meter. Sementara diluar desa desa tersebut potensi air bersih cenderung masih banyak.
"Wilayah tengah Banyumas mulai dari Kalibagor kebarat, hingga Patikraja cukup banyak lapisan lempung, sulit didapat air. Sementara Karangklesem untuk belakang eks terminal mungkin masih aman, tapi kalau sekitar Gunung Tugel disana sudah mulai sulit," papar Sigit.
Demikian pula untuk kawasan Banyumas barat yang juga kaya akan bukit lempung. Sehingga untuk mendapatkan air perlu penggalian cukup dalam. "Kalau bagian Banyumas selatan, memang disana ada air, tapi kurang layak konsumsi sebab cenderung asing," jelasnya.
Sigit juga berharap untuk 20 desa paling sulit air ini bisa mendapat jaringan air dari PDAM. Tentunya dengan mengandalkan air dari aderah cekungan air tanah.
Ia juga menjelaskan daerah cekungan air tanah umumnya memiliki lapisan batuan kerikil yang tebal, dimana air lebih mudah mengalir. Jika dibuatkan sumur bor bisa mengalir sebanyak 8liter per detik. Sementara bagian sulit air hanya mampu maksimal 2liter/ detik. Namun sayangnya seiring banyaknya perubahan tata guna lahan menjadi perumahan, bisa mengurangi kapasitas air tanah ini.
"Seharusnya setiap perumahan itu perlu ada sumur resapan, atau biopori. Kemudian adanya ruang terbuka hijau atau hutan kota juga bisa menjaga air tanah. Tapi untuk sekarang memang khususnya Baturraden masih aman sebab masih banyak hutan," katanya.
Pemetaan mengenai daerah sulit air tersebut dijadikan dasar bagi ESDM ketika ingin membantu pembuatan sumur bor. Hasil pemetaan tersebut menggunakan alat geolistrik untuk bisa mengetahui lapisan lapisan tanah yang memiliki potensi air.
Kesulitan tersebut diakui oleh Handoyo Kades Srowot, Kecamatan
Kalibagor. Secara geografis tanah desanya berupa perbukitan lempung. Meskipun
sebelah timur dan selatannya dikelilingi Sungai Serayu namun air cukup sulit
didapat.
“Air cukup sulit terutama saat musim kemarau. Ada sebagian
yang masih mandi di sungai. Untuk air minum kebanyakan lebih memilih
menggunakan galon (air mineral). Belum ada saluran PDAM, jadi kadang dapat
dropingan air. Untuk mendapatkan air sumur juga cukup dalam, sampai 15 meter,”
katanya.(gan)
KECAMATAN
|
DESA
|
POTENSI AIR TANAH
|
REKOMENDASI SUMUR BOR
|
Cilongok
|
Batuanten
|
Kecil – Sedang
|
30 – 80 meter
|
Patikraja
|
Pegalongan
|
Kecil dan setempat
|
42 – 58,8 meter
|
|
Karangendep
|
Langka – kecil
|
Tidak Potensial
|
Purwojati
|
Kaliputih
|
Langka – kecil
|
Tidak Potensial
|
Kembaran
|
Purwodadi
|
Sedang
|
30 – 80 meter
|
Kalibagor
|
Kaliori
|
Kecil – sedang
|
52 meter
|
|
Srowot
|
Langka – kecil
|
Tidak Potensial
|
Somagede
|
Somakaton
|
Langka – kecil
|
Tidak Potensial
|
|
Somagede
|
Kecil dan setempat
|
32 – 46,4 meter
|
Jatilawang
|
Pekuncen
|
Terlalu dalam
|
Tidak potensial
|
|
Kedungwringin
|
Langka - kecil
|
Tidak Potensial
|
|
Bantar
|
Langka - kecil
|
Tidak potensial
|
Kebasen
|
Kebasen
|
Kecil
|
46 meter
|
|
Kalisalak
|
Langka - kecil
|
Tidak Potensial
|
Lumbir
|
Dermaji
|
Langka - kecil
|
Tidak Potensial
|
Kemranjen
|
Alasmalang
|
Sedang
|
35 – 98 meter
|
|
Petarangan
|
Langka - kecil
|
Tidak Potensial
|
Tambak
|
Kamulyan
|
Sedang
|
46 – 85 meter
|
|
Buniayu
|
Sedang
|
20 – 74 meter
|
Purwokerto Selatan
|
Karangklesem
|
Langka - kecil
|
Tidak potensial
|
Data dari Dinas ESDM Banyumas
0 comments:
Post a Comment