Ekspedisi Sejarah Indonesia (Exsara)

Exsara merupakan organisasi terbesar di Jurusan Sejarah Unnes. Aku dirikan bersama teman-teman jurusan sejarah Unnes angkatan 2008. Mereka semakin maju

Catatan Hidupku

Aku sangat suka menulis. Termasuk membuat catatan hidupku. Biar nanti aku mati, tapi pikiranku seolah terus hidup sampai anak cucuku

Petualangan Hidup

Setiap hidup, pasti menyempatkan berkunjung ke tempat unik, berkenalan dengan orang baru. Semua itu akan mendidik kita jadi manusia besar

Sejarah Nasional dan Dunia

Basis pendidikanku Sejarah. Aku sangat menyukai kisah masa lalu. Ada yang kuanggap sebagai sastra ada yang kuanggap sebagai guru kehidupan

Pola Hidup Sehat

Sejak SMP aku sudah punya bakat pemerhati gizi. Aku sangat mencintai pola hidup sehat. Tanpa kita sehat, semua yang kita miliki tak ada gunannya

Friday, December 31, 2010

My notes for end 2010. Part 10


Kata2 teakhir utk th ini,
"Annuit Coeptis, Novus Ordo Seclorum" (Konspirasi kita, Tatanan Dunia Baru)

Kata2 trsb tlah q cb mulai plajari dlm2 di kbnykn tahun 2010 ini.

My notes for end 2010. Part 9


Brsama 'Exsara.org' aq tlah trtolong dr minimnya wawasan dan skil. Expdisi k Nusakambangan dn Karimunjawa mjdkan q tlah mrasakan bgmana mnyentuh Surga.
Mlalui media Buleex tulisan q mjd dbaca oleh mhsw Sejarah dn aktifis2 d PKM2 UNNES.

My Notes for end 2010. Part 7



Th ni aq sadar D dunia ni byk skali org islam yg miskin, dr pd umat agma lain. Krna islam tdk bgt kuat mngajarkan spirit Materialisme dn Kapitalisme tp lbh brtendensi mngajarkn ksdrhanaan. Tdk spt Yahudi, Konghucu n Protestan yg kuat dlm spirit Kapitalism

My Notes for end 2010. Part 6



Th ni aq br sadar, Islam bgtu trpuruk d dunia ni. It cobaan dr Allah yg berat.
Tp hal it mlh mningkatkn iman q.
Aq jrg bc hruf dlm Al-Quran, tp stidakny tiap mnggu aq bs brhsil mmahami 10 mkna/ arti ayat2 yg pke bhs indonesia.

My Notes for end 2010. Part 5


Th ni prcintaan q kmbli blm bruntung.
Wlpun aq bhsil mrebut ht ssorg tp ini utk yg ke-2x aq hny duduk sbg Pihak ketiga, bukan sbg arbitrasi tp sbg partai oposisi.
Tp aq takkan biarkn Allah yg mnentukn sp jodoh q, tp aq lah yg hrz mnentukn. Nasib bs drubh

My notes for end 2010. Part 8


Th ini akhirnya aq bnar2 mmiliki buku yg tlah merevolusi hidup q, dn pembawa kbenaran d dunia ini.
Buku stebal 500an halamn ini q jadikn rujukn faham Ganda-isme dlm hati q.
Bku itu brjdul "La Tahzaa" karya Aidh Al-Qarni dn buku trlaris no.1 d timur tengh

My notes for end 2010. Part 4


Pmikiran q hmpir sll paradoksal, tu dbuktikan dg ksukaan q trhdp NAZI-Hitler, suka logo Hexagram, Dinasti Rothschild mjd inspirasi dtmbh lg aq mngakui bhw Indonesia adlh negara yg kurang waras.
Paradoks skali bukan?
Jwbnny ad d dlm Protokol q yg sgt rhsia

My notes for end 2010. Part 3


Skil q dlm mnulis mngalami byk prkmbgn yg q dedikasikn tuk Buleexs, tgs2 kuliah q yg original (tnpa copy-paste), PKM dll
Tp aq ttep benci dbat, cz aq mngakui prbdaan pndpt, aq akn tguh dg pndirian q.
Bg q diam adl taktik defensif q, rhsia2 ptg hy utk q.

My notes for end 2010. Part 2


Dlm hal kuliah th ni mngalami pningkatan pngetahuan trutama ttg timur tengah, etos org cina, dbalik layar rhasia2 prekonmian dunia. Rsany bruntung skali aq tlah mngtahui itu n sgt brpngaruh trhdp rncana2 perekonomian msa dpn q kelak.

Thursday, December 30, 2010

My notes for end 2010. Part 1


Mngkn khndak Allah, khndak ortu, jg dr primbon (tp fengshui blm) aq dianjurkan tuk jd Guru. Pdhl d dlm hti aq ingn jd wirausaha mbangun jiwa spirit Kapitalisme & Konglomeratisme.
Tp aq jd sadar perluny fokus pd tendensi takdir.
"be a teacher"

Wednesday, December 1, 2010

Ngerap: e-mailku bernilai Rp.0


Ktika koneksi qt renggang# sms-an pun jarang#
tak tahu kabar kya orang dtelan olh jurang#
qt saling jalan bebas bgai kreta khilangan rel#
mka q cba jalin lg q krm surat lewat e-mail#

q hrap kau bca, mngerti bhwa aq ingin tau smua#
tp syg rncana tak brjalan spt yg q duga#
inboxmu skarang dicengkram oleh sahabat#
smw surat yg msuk gx sampe k org yg pny alamat#
stlh dgr itu aq sungguh kcwa berat#

shbatmu pinjm inbox bwt hal yg mnrut q g penting#
dy pinjem e-mailmu pngn nylidiki sp cwo yg pny niat something#
dy langsung hapus email yg bru q kirim#
and I certainly angry with HIM#
itu pertanda klo dy bner2 cmburu#
mnghalangi sp saja yg ngajak PDKT sm kmu#

lebih parah, km gx sadar dy tlah brbuat Ulah!#
udah tw dy bgitu koq km gx kesal atw marah!#
payah, email sndri dpinjemi atas alasan yg tdk berbobot#
klo disalah guna baru ntar kya org kbakaran jenggot#

ap yg ad milikmu it ckup km yg tangani#
ap lg ttg e-mail, it mah udah sngat privasi#
dy mnghapus surat d inboxmu skehendak sndiri#
kata2 dlm surat yg q buat utkmu udah tak dhargai#

hti kcewa q bkan bkin bait2 puisi#
tp bkin beat Rap n sorry dkit kya memaki#
you know? Maybe he jealous with Us, girl...#
but that behaviour, he seems like motherfucker#

Sunday, November 28, 2010

Ngerap: Bangga Asli Purbalingga


Aq msh inget jaman SMA q dlu#
yg liat aq pzt trkesan pndiam, culun n agk lugu#
yg blm tw? Aq ni lu2san SMA N 1 Kutasari#
1 dr SMA d PBG yg trknal gk lu2s byk skali#
memang mnydihan mdgr kisah ini#
tp q ykin tu bkan brkat saking tololnya kami#
tp tu brkat hasil kjujuran sndiri#
bkan hsil krjasama contek sana-sini#
krna bgi purbalingga kjujuran adlah anugrah terindah#
gx prcya?? Silahkn bca mjalah laporan Exlusif KP2KKN Jwa Tengah#
th kmaren kab.Purbalingga dpt tkt kasus korupsi trendah#
dg jml krugian utk negara msh d kelas 3 trbawah#
gx slh gx nyesel aq trlahir d P.B.G kota PERWIRA#
wilayah yg asri mbentuk karakter yg baik moralnya#
sektor pariwisata mnyebar dmana2#
wisata air, wisata fauna, desa wisata, wisata pndakian smpai surga strawberi jg ada#
kondsi kota yg brsih tratur n polusi yg gx sbesar yg dkira#
gx slah akhirny thun ni kita dpt hadiah Adipura#

Thursday, October 14, 2010

Rasanya Ini Bukanlah “Bali-nya Jawa” tapi lebih pantas sebagai “Hawaii-nya Jawa”


Ternyata di atas Langit masih ada Langit


Dua puluh enam sampai 29 juli 2010 memang sudah berlalu, tapi kami masih sangat mengingat semua itu. Yudisium baru saja terlewat tanggal 23 sebelumnya, nilai-nilai K terpaksa kami lupakan sejenak, karena pagi itu (Senin, 25 Juli) kami sudah berdiri tersenyum di buritan kapal yang menepi di pelabuhan Kartini Jepara, tak sabar menunggu sambutan indahnya Karimunjawa. Di tangan kami masing-masing memegang tiket bukti pembayaran LINTAS JEPARA-KARIMUNJAWA yang tertera nominal Rp. 28.500 (jasa angkutan Rp.26.500 + jasa asuransi Rp.2000).
Pukul 09.00 bel berbunyi pertanda Kapal siap berangkat, kami memilih menuju tempat duduk di dalam yang telah kami pesan. Sedikit terkejut karena ternyata di dalam kapal banyak turis mancanegara yang punya tujuan sama dengan kami untuk berlibur ke Karimunjawa. Terbiasa kami terus tertegun memandang mereka karena begitu mencoloknya perbedaan ras diantara kami. Hingga 6 jam perjalanan kami tidak memberanikan diri untuk saling bercakap-cakap dengan mereka.
Pukul 03.00 pulau dan pelabuhan Karimunjawa sudah terlihat. Kejenuhan 6 jam perjalanan ini pun buyar berubah menjadi senyum kegembiraan. Terlihat pula si Mukminin (Mahasiswa sejarah angkatan 2009 asli Karimunjawa) melambaikan tangan kearah kami yang berada di buritan kapal. Segera kami turun mendatanginya dan mengambil motor yang kami parkirkan di kapal barusan.
Senang rasanya kami sampai di Pulau Karimunjawa dan bertemu Mukminin yang akan menuntun kami di pulau ini. Tak lama kemudian kami tancapkan gas motor menuju ke tempat penginapan dengan melalui jalan beraspal dengan lebar sekitar 4M dan sudah cukup rusak. Ternyata dari pelebuhan kami harus menempuh jarak sekitar 13 Km melintasi rumah-rumah warga dan sesekali menyambut teriakan dari anak-anak kecil desa di tepi jalan yang nampaknya senang melihat kedatangan kami.
Tibalah kami di tempat menginap yang telah kami rencanakan. Tempat ini berupa ruang Unit Perpustakaan Umum MA Safinatul Huda 2 Karimunjawa, yaitu mantan sekolahan yang pernah menjadi saksi bisu pendidikan Mukminin semasa SLTA. Hanya bermodalkan karpet yang meminjam dari HIMA Sejarah, kami bisa menikmati tidur bermalam di Pulau yang indah ini.
Hari pertama disini menampakan hari yang begitu cerah menambah semangat akan menyambut siswa-siswi MA Safinatul Huda 2 Karimunjawa. Pakaian rapi plus jas almamater UNNES melekat pada tubuh kami, sesuai rencana kami telah diizinkan pihak sekolah untuk memberikan motivasi terhadap siswa-siswi.
Sekolahan yang terdiri dari 3 kelas ini kami kunjungi semua dengan menbagi tugas di masing-masing kelas. Untuk kelas X dan XI diberi motivasi semangat belajar, dan untuk kelas XII dimotivasi agar melanjutkan studinya ke perguruan tinggi sama halnya dengan Mukminin. Semua berjalan dengan lancar bahkan mereka meminta kami terus mengajar walau menerjang jam istirahat.
Ada banyak hal yang memuaskan kami disini. Di tiap makan malam selalu disuguhi sea food dengan minuman es kelapa dan rumput laut bahkan sesekali kami disuguhi camilan berupa Rajungan rebus.
Sebagai mahasiswa sejarah kami tidak mau melewatkan mengunjungi situs sejarah yang ada di pulau ini. Situs ini berupa Makam Sunan Nyamplungan beserta beserta peninggalan bekas kubah masjid yang pernah didirikanya.
Wisata pantai jelas hal yang paling indah disini. Pantai pertama yang kami kunjungi adalah Pantai Kohin yang sunyi, berpasir putih, berombak kecil, barair jernih serta kebetulan muncul pelangi yang indah dihadapan kami. Disini pula akhirnya kami berkenalan dan ngobrol dengan beberapa orang asing berwarganegara Belanda, mereka bernama Lam, Marshaly Thalita, Anja dan Boer. Tidak cukup disitu kami diajak pamannya Mukminin untuk ke pulau Menjangan, pulau kecil di sekitar Karimunjawa. Di pulau ini dari beberapa kami bias merasakan mandi di penangkaran Hiu.
Petualangan ini kami lalui tak semahal yang diperkirakan. Berkat kesederrhanaan, serta link sebaik Mukminin semua sangat bias ditekan sekecil mungkin dan mendapatkan kepuasan sebesar mungkin…
“get pleasures in this Island, never forget in our mind… be with Exsara………”

Wednesday, June 30, 2010

Ritual Seksualitas

Tradisi di sejumlah wilayah di Indonesia melibatkan aktivitas seksual secara heteroseksual maupun homoseksual. Ia punya makna lain ketimbang sekadar mencari kepuasan seksual.
SEKSUALITAS menjadi bagian dari setiap fase kehidupan manusia. Di sejumlah daerah di Indonesia, ada proses inisiasi bagi remaja lelaki maupun perempuan sebelum memasuki jenjang perkawinan. Ini menjadi bagian dari proses pendewasaan diri, yang punya makna religi atau berkaitan dengan dunia gaib.
Dalam tradisi Islam, sunatan merupakan bagian dari ritual inisiasi bagi remaja lelaki maupun perempuan untuk menapak jenjang kedewasaan. Di sejumlah daerah di Indonesia, juga negara lain, sunat juga dilakukan terhadap perempuan dengan alasan yang tak masuk akal: mengurangi libido dan menjauhkan perempuan dari perzinahan –sekalipun sejak 2006 Departemen Kesehatan sudah melarangnya.
Praktik sunat juga hidup pada tradisi masyarakat Atoni Pah Meto dan Ema Belu (Orang Belu), dua suku besar di Timor Barat. Ia dilakukan secara turun-temurun. Biasanya seorang pria yang melewati masa akil balik disunat dengan alat sederhana: pisau dan penjepit dari belahan bambu. Tujuannya, selain untuk memasuki alam kedewasaan, juga untuk kepuasan seksual. Usai disunat, ketika luka belum sembuh, dia diwajibkan melakukan hubungan seks dengan perempuan untuk membuang “panas” (sial, penyakit) sekaligus menguji potensi seksualnya. Ironisnya, perempuan yang dijadikan “tempat pembuangan” kemudian malah dikucilkan masyarakatnya sendiri. Ada bias gender dalam praktik semacam ini.
Di tempat lain, ritual inisiasi juga berfungsi sebagai perantara dengan dunia arwah. Di Maluku, upacara sakral pendewasaan diri mengharuskan remaja laki-laki digauli oleh “dukun”, yang juga laki-laki, sebelum mengarungi bahtera perkawinan. Di Papua, seorang anak laki-laki yang beranjak dewasa harus melalui ritual berhubungan fisik dengan laki-laki yang lebih tua. Dipercaya “asupan kekuatan” dari laki-laki dewasa itu akan membantu si remaja  tumbuh menjadi pria yang maskulin. Gilbert H. Herd dalam bukunya Ritualized Homosexuality in Melanesia mengatakan bahwa upacara homoseksual ini ditemukan pada beberapa suku di pantai selatan Papua antara Pantai Kasuari, di kabupaten Asmat, Kolepom, Marind-Anim, juga beberapa tempat di Sungai Fly, Papua Nugini.
Sementara bagi perempuan di suku Kelepom, Papua, yang memasuki masa puber melakukan hubungan seks secara heteroseksual dengan lelaki yang sudah menikah. Ia menjadi suatu pelengkap dalam upacara inisiasi untuk membuktikan masa kedewasaan perempuan.
Ketika ritual inisiasi dilangsungkan, seorang lelaki atau perempuan dianggap sudah menjadi bagian dari masyarakat yang siap memegang tanggung jawab dan menikah. Di sejumlah daerah, ritual pernikahan ini melibatkan bukan hanya aktivitas heteroseksual tapi juga homoseksual.
Adat lama perkawinan di Ponorogo menghidupkan tradisi gemblak. Setelah resepsi perkawinan, mempelai perempuan tidur dengan keluarganya. Maklum, mereka kawin karena perjodohan orangtua sehingga belum saling kenal. Untuk menemani pengantin lelaki, pihak mempelai perempuan menyediakan gemblak. Kedua mempelai baru berkumpul setelah beberapa malam. Gemblak adalah  lelaki muda yang menjadi peliharaan dan pelampias hasrat seksual seorang warok karena tak boleh berhubungan seks dengan perempuan.
Jan Boelaars dalam bukunya Manusia Irian menulis bahwa orang-orang suku Marind lebih menyukai bentuk hubungan homoseksual dan di malam pertama perkawinan mereka akan ditemani rekan (pria) satu sukunya. Ini diakibatkan, karena orang-orang Marind menyadari kekuatan ekonomis dan sosial perempuan, terjadi semacam kompleks kastarasi yang menyebabkan orang-orang Marind tak bisa “menyerahkan” diri sepenuhnya kepada seorang perempuan.
Persetubuhan heteroseksual sebelum menikah juga merupakan bagian dari upacara adat dalam kebudayaan Papua, terutama di kalangan orang Purari, Kiwai, Marind, Kolepom, dan Asmat. Di kalangan orang Marind, misalnya, persetubuhan ditegaskan untuk menghasilkan cairan seksual guna meningkatkan kesuburan, mempersiapkan diri sebelum memasuki kehidupan perkawinan (konsep kedewasaan), membuka kebun, awal kegiatan pengayauan, keseimbangan lingkunggan, pengobatan, kekuatan magi, dan kepemimpinan. Ia mempunyai makna untuk menata kehidupan warganya.
Menurut A.E. Dumatubun dalam “Pengetahuan, Perilaku Seksual Suku Bangsa Marind-Anim” yang dimuat di Jurnal Antropologi Papua, April 2003, dasar utama dari berbagai aktivitas seksual, baik secara homoseksual maupun heteroseksual, di kalangan suku Marind-Anim itu berlandaskan pada konsep “kebudayaan semen“ atau “kebudayaan sperma”. Sperma merupakan kekuatan yang diperoleh dari seorang pria yang perkasa dan kuat. Sperma berhubungan dengan konsep kesuburan, kecantikan, kekuatan penyembuhan, dan kekuatan mematikan. Sehingga di dalam aktivitas hidup suku Marind-Anim konsep sperma memainkan peranan penting.
Ketika sebagian masyarakat mempersoalkan tradisi semacam ini, layaklah apa yang ditulis Clifford Geertz dalam Tafsir Kebudayaan: manusia dengan kebudayaan ibarat binatang yang terperangkap dalam jerat-jerat makna yang dia tenun sendiri.