Ekspedisi Sejarah Indonesia (Exsara)

Exsara merupakan organisasi terbesar di Jurusan Sejarah Unnes. Aku dirikan bersama teman-teman jurusan sejarah Unnes angkatan 2008. Mereka semakin maju

Catatan Hidupku

Aku sangat suka menulis. Termasuk membuat catatan hidupku. Biar nanti aku mati, tapi pikiranku seolah terus hidup sampai anak cucuku

Petualangan Hidup

Setiap hidup, pasti menyempatkan berkunjung ke tempat unik, berkenalan dengan orang baru. Semua itu akan mendidik kita jadi manusia besar

Sejarah Nasional dan Dunia

Basis pendidikanku Sejarah. Aku sangat menyukai kisah masa lalu. Ada yang kuanggap sebagai sastra ada yang kuanggap sebagai guru kehidupan

Pola Hidup Sehat

Sejak SMP aku sudah punya bakat pemerhati gizi. Aku sangat mencintai pola hidup sehat. Tanpa kita sehat, semua yang kita miliki tak ada gunannya

Wednesday, December 28, 2016

Inilah Rahasia Body Hack Wolverine Project OCD 2.0



Buku seri kedua dari Obessive Corbuzier Diet (OCD) ini, saya pahami ini merupakan prosedur tingkat lanjut dalam menjalankan diet OCD di buku pertama. Jadi jika buku pertama banyak memberitahukan teori dasar OCD serta penerapannya, maka misi utamannya adalah membentuk tubuh ideal. Yakni bagaimana yang punya tubuh obesitas bisa turun lemaknya dan mendapatkan tubuh ideal. Sementara bagi yang kurus bisa berkembang ototnya menjadi lebih ideal. Jadi jika pembaca sudah merasa puas dengan hasil yang diinstruksikan di buku OCD seri pertama, maka tidak wajib untuk mengikuti OCD 2.0 ini.



Sebelum saya menjelaskan tentang rahasia Body Hack ini, rasanya perlu memberitahu mengapa buku seri kedua ini diberi sub judul "Wolverine Project". Setelah dipahami, ternyata diet ala Deddy yang katanya meniru diet ala Shaolin juga ternyata hampir sama dengan diet yang dilakukan oleh aktor Hugh Jackman saat membintangi film Wolverine, khususnya seri Wolverine saat seting filmnya di Jepang itu loh (lupa seri berapa). Silahkan cek saja di www.thewolverinediet.com (itu web berbahasa inggris). Prinsipnya sama-sama menerapkan Intermittent Fasting alias puasa.

Disitu problem dari Hugh Jackman sendiri adalah usianya yang sudah tidak lagi muda, produksi hormon pertumbuhannya sudah rendah, sementara bodinya masih standar banget. Saking standarnya, pada film-film wolverine sebelumnya dia masih pakai kostum dan jarang memamerkan tubuhnya. Silahkan tonton filmnya saat dia masih main film X-men. Bagaimana caranya Jackman agar bisa menumbuhkan lagi otot-ototnya maka digunakan diet ini. Saat kita nonton The Wolverine (2014) saat seri di Jepang itu, bodinya udah beda banget. Sempurna pokoknya.

Dengan kata lain buku OCD 2.0 ini tidak cukup memberi trik mendapatkan tubuh ideal saja. Tapi bagaimana menghubungkan OCD 2.0 ini untuk keperluan Bodybuilder alias binaragawan. Lihat saja cover OCD seri pertama hanya menampilkan Deddy dengan tubuh yang slim terdefinisi. Tapi di buku kedua ini banyak menampilkan tubuh Deddy tingkat advance lebih besar dan tetap terdefinisi.

Body Hack

Disinilah yang membedakan buku pertama dengan yang kedua. Istilah Hack sering digunakan dalam dunia komputer atau IT. "Hack" biasanya sering diartikan membajak suatu sistem sehingga yang tadinya sistem itu "tidak mau" mematuhi apa yang kita inginkan menjadi "mau". Namun mengherankan, kali ini Deddy menerapkan Hack untuk tubuh kita. Lebih singkatnya, bagaimana tubuh di Hack yang tadinya sulit atau tidak mau gede karena keterbatasan hormon atau umur, menjadi mau menjadi gede, kayak dipompa terus, tentunya dengan cara alami.


  • Bulking

Untuk membentuk tubuh ala Wolverine, pertama kita harus melakukan bulking atau penggemukan. Loh saya kan sudah gemuk, berarti saya tidak perlu bulking dong??. Mau bulking baik untuk si kurus dan si gemuk ada aturannya, yaitu kadar lemak harus dibawah 15% baru boleh bulking. Teknik bulking ala Deddy hampir sama dengan bulking pada umumnya yang sering dilakukan para bodybuilder, yakni surplus kalori.

Hanya saja disini Deddy lebih banyak menekankan ke makanan alami bukan suplemen atau makanan prosesan. Selain itu sumber karbohidrat yang digunakan sebaiknya yang menyehatkan. Tentunya 100 kalori apel hasilnya akan lebih baik daripada 100 kalori kue. Silahkan pahami sendiri.

Kebutuhan kalori juga ditingkatkan secara drastis. Jika biasanya hanya mengkonsumsi 2500 kalori kali ini ditingkatkan menjadi 3500 kalori. Karena suplai kalori banyak, maka disarankan untuk menggunakan teknik OCD jendela makan 8 Jam, jangan kurang dari itu. Komposisi yang kita makan yaitu 40% karbohidrat dan 60% protein. Apa saja yang dimakan? lebih detail baca bukunya.


  • Cutting

Cutting diartikan mencukur lemak-lemak hasil dari bulking. Tujuannya agar tubuh yang sudah besar akan terlihat terdefinisi dan kering. Perbandingan Karbohidrat : Protein yang tadinya 40:60 kini diubah menjadi 20:80. Jangan lupa turunkan juga jumlah kalorinya pelan pelan dari 3500 - 500 - 500 - 500. Demikian jendela makannya juga diturunkan menjadi 4 jam. Apa saja yang dimakan? apa saja olah raga yang diperlukan? lebih detail baca bukunya.

Pada intinya saya mencermati, baik pada tahap Bulking maupun Cutting di OCD 2.0 ini sudah tidak lagi menggunakan aturan yang ada dalam OCD pertama. Khususnya dalam hal apa yang dimakan. Di OCD pertama membolehkan makan apa saja setelah puasa, namun di OCD 2.0 ini harus betul-betul diperhatikan kualitas makanannya. Namanya saja level Advance

The Secret : Body Hack

Apa yang Deddy tulis di bagian ini, jujur saja saya baru pernah mendengarnya dalam hal teori diet ataupun body building. Saya jelaskan sederhanannya saja. Hack Body ini dimulai dari komitmen tidak mensuplai protein sama sekali ke tubuh kita dalam beberapa hari. Sementara otot wajib ditempa terus dengan latihan angkat beban. Disinilah tahap Hack berlangsung yang istilahnya tubuh "dirusak" dalam arti yang baik.

Tubuh akan haus berat akan protein pada tahap itu. Baru kemudian kita asup protein tinggi. Disini kita akan dapati pertumbuhan otot yang sangat pesat dibanding dengan tanpa body hack ini.

Tulisan ini hanyalah ringkasan saja. Bagi yang ingin mengetahui lebih detail disarankan membaca bukunya. Diantaranya akan banyak mengutarakan bagaimana penjelasan ilmiahnya?, berapa lamanya body hack dan berapa kali bisa dilakukan?, makanan apa saja yang sebaiknya dimakan? bagaimana proses memasaknya?

Suplemen?
Dalam buku ini, Deddy sama seperti buku sebelumnya yaitu tidak membahas soal suplemen. Hanya saja disini Deddy lebih sering menyebut suplemen Creatine yang digunakan. Itu saja.

Review Tas Kalibre Predator 03



Sedikit cerita, beberapa waktu lalu sebuah tas selempang miliku terputus selempangnya. Maklum lah tas tersebut memang tidak memiliki merek, atau hanya sebuah souvenir/kenang-kenangan yang saya dapat dari salah satu kantor pajak di kotaku. Sehingga kali ini saya membutuhkan sebuah tas pengganti.

Sebelum membelinya, saya mencari-cari informasi tas brand berkualitas dengan harga yang tidak terlalu tinggi. Selain menilai kualitas brand, saya juga memilih-milih model-model yang bagus. Tiba-tiba mata saya kepincut dengan tas brand Kalibre tipe Predator 03, ini adalah jenis tas selempang atau travel pouch bukan tas punggung. Saya memang membutuhkan tas praktis seperti ini.

Dengan penasaran, saya mencari tahu, siapa sih sebenarnya produsen Tas Kalibre. Cukup membuka websitenya di www.iamkalibre.com ternyata ini adalah produksi tas dalam negeri yang mermarkas di Jl Cihampelas No 4 Bandung. Toko-toko khusus produk Kalibre ini umumnnya dijual di Ramayana atau di Toko Buku Gramedia. Meski demikian, saya memutuskan membelinya secara online.

Begitu barang datang, saya tidak langsung membukanya. Saya perhatikan kemasannya terlebih dahulu. Tas ini dikemas dengan plastik segel resmi Kalibre yang juga terdapat silica di dalamnya. Di plastik bagian bawah terdapat tulisan WARNING yang terdiri dari berbagai bahasa negara diantaranya Bahasa Inggris, Bahasa Jerman, Bahasa Prancis, Bahasa China, Bahasa Belanda dan Bahasa Korea. Pada intinya tulisan tersebut memperingatkan agar jangan membuang plastik ini sembarangan khususnya agar dijauhkan dari bayi dan anak-anak dikhawatirkan salah dimasukan ke kepalanya dan menyebabkan kehabisan nafas.

Kondisi tas saat masih segel

Begitu saya buka segel itu, bisa langsung ku sentuh bahan-bahan rancangannya. Demikian langsung aku cek bolak-balik untuk memastikan tidak ada sisi cacat produksi apakah ada benang menjulur keluar, ukuran yang tidak presisi, resleting rusak atau kekurangan item. Ternyata tidak ku temukan semua itu, dengan demikian sisi luar tas yang saya beli ini memang sempurna. Masih tergantung sebuah Price Tag dengan banderol harga Rp 299.000 berhologram Geniune dan ISO, serta sebuah Kartu Garansi 1 Tahun dan stiker.

Tas dari depan

Price tag dan kartu garansi

Tampak paling luar ada semacam cangkang yang sangat elegan khas tipe "Predator" mirip seperti punggung kalajengking dan berlapis karet. Sedangkan sisi-sisinya berbalut dengan bahan sintetis yang tidak terlalu tebal. Namun demikian bahan tersebut telah berlapis karet yang berfungsi sebagai water resistant.

Sekilas tas ini berbentuk seperti segitiga terbalik. Dengan lebar atas berukuran 26 Cm dan lebar bawah berukuran 20 Cm. Sedangkan tinggi/panjang 30 Cm dan tas atau mampu direnggangkan hingga ketebalan 11 Cm. Selain itu bagian atas tas terdapat penjinjing yang cukup tebal.
Lebar atas 26 Cm

Panjang 30 Cm

Resleting yang digunakan juga terdapat tulisan Kalibre atau tidak menggunakan brand pihak ketiga. Jenis resletingnyapun juga menggunakan tipe tertutup yang juga berfungsi mencegah masuknya air. Tas ini hanya memiliki 2 resleting luar yakni depan dan belakang. Keduanya bisa membuka sepanjang 270 derajat lingkar tas dari atas ke bawah.

Resleting Kalibre

Bagian dalam tas juga tampak cukup elegan. Penggunaan warna orange terang tentu berfungsi untuk mempermudah pencarian benda yang ada di dalam. Ruang bagian belakang merupakan ruangan terluas. Diantaranya ada bagian untuk meletakan tablet atau netbook. Sementara resleting bagian depan terdapat banyak saku diantaranya 2 saku tipis besar dan terdapat resleting, satu saku berukuran setengah tanpa resleting serta 3 saku kecil.

Ruang bagian belakang
Ruang bagian depan

Bagian luar-belakang tas ini terbuat dari busa yang empuk berwarna hitam. Sedangkan pengkait/carabiner selempang terbuat dari plastik yang kokoh. Mengingat ini bahan baru, maka saya belum tahu seberapa kuat daya tahan pelapis karet ini, terutama jika sering terkena hujan dan panas. Bagi yang sudah memiliki pengalaman, bisa menuliskan komentar di bawah ini.
Bagian luar-belakang
Pengait dari plastik padat dan kokoh
Ketebalan daya tampung tas 11 Cm

Monday, December 26, 2016

HUT-17 SMAN 1 Kutasari Pamerkan Kreatifitas Siswa



KUTASARI - Perayan ulang tahun sekolah yang ke-17, SMA Negeri 1 Kutasari menggelar sejumlah rangkaian acara menarik. Kemarin (14/1) beberapa ruang kelas dipakai sebagai wadah galeri hasil kreatifitas siswa, mulai dari galeri dan perlengkapan ekstrakulikuler (ekskul) dan pameran Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Ketua Panitia Perayaan HUT SMAN 1 Kutasari yang ke 17, Bambang Yuniarto SPd menjelaskan perayaan ini merupakan agenda tahunan sekolah. Dari produk ekskul misalnya berbagai hasil seni lukis yang diaplikasikan di selain kanvas, misal di talenan bisa untuk hiasan dinding. "Seni rupa pesertanya sedikit, karena seni hanya dimiliki beberapa siswa tapi ekstrakulikuler ini tetap berjalan," katanya.

Sejumlah galeri juga dimaperkan oleh ekskul lain seperti Pramuka, Pecinta alam, Palang Merah Remaja, PArtoli Keselamatan Sekolah (PKS), Futsal, Pencak Silat Merpati Putih, Basket, Sinematografi Papringan Pictures dan bahasa Jepang. Ekskul Jurnalistik turut memamerkan berita-berita seputar sekolahan karya siswa. Umumnya berisi kritik saran saran seputar sekolah dan infrastruktur sekolah.

"Yang tidak kalah menariknya juga ada sejumlah miniatur bangunan adat serta peralatan bersejarah pertama kali yang digunakan di sekolah ini seperti, mesin tik pertama, tape pertama, pengeras suara, perabot dan alat multimedia lain yang pertama kali digunakan sekolah ini pada tahun 1999 lalu," paparnya.

Perkakas dan perabot yang dimiliki SMAN 1 Kutasari Pertama Kali
Miniatur rumah adat tradisional
Pameran Kuliner buatan siswa


Rangkaian acara ulang tahun dimulai sejak Selasa (5/1) lalu. Yakni dimulai dari upacara bendera yang dikemas dengan pemaparan sejarah SMA, Pemberian penghargaan atas prestasi.

"Kami juga menelenggarakan pelepasan balon harapan, yaitu setiap peserta didik dan guru menuliskan cita citanya dalam satu kertas lalu digantungkan tali balon lalu diterbangkan bersama, totalnya ada 500 balon.

Acara perayaan ini juga masih berlanjut hingga Sabtu (16/1) mendatang. Khusus hari ini (15/1) rencananya akan diselenggarakan jalan sehat bareng siswa dan alumni. Sedangkan pada Sabtu (16/1) akan diselengagrakan acara pentas seni. "Kami harap seluruh alumni SMAN 1 Kutasari bisa hadir dalam dua agenda terakhir ini," katanya.

Suwanto : Pelopor Pertanian Organik Purbalingga

PURBALINGGA – Meskipun bukan berstatus PNS, Suwanto memiliki dedikasi yang tidak jauh berbeda. Bahkan lebih baik dibanding pegawai yang ada, khususnya dalam bidang pertanian. Bapak kelahiran 12 Desember 1971 ini bekerja sebagai tenaga harian lepas (THL) yang memperbantukan tenaga Penyuluh Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan di kecamatan Kaligondang, khususnya di desa Penolih.

Suwanto

Orang seperti Suwanto tergolong langka. Di Purbalingga ia paling terkenal sebagai pelopor pertanian organik. Baik dari sisi sistim penanaman maupun hasil tanamnya yang berupa bahan pangan. Pengabdiannya yang paling mendasar adalah berinovasi dengan Mikro Organisme Lokal (MOL) yang berguna untuk menyuburkan lagi tanah yang rusak dang mengeras akibat penggunaan pupuk kimia.
“Jadi kalau pupuk kimia itu sifatnya instan, pertumbuhan cepat. Namun dalam jangka panjang ia merusak. Nah dengan sistim organik ini ibaratnya mengobati kerusakan tanah tadi. Dalam jangka panjang bukannya bertambah rusak, namun bertambah subur hasil panen meningkat,” kata Wanto.
Pertama ia menggeluti bidang pertanian di sekitar tahun 2005. Ketika itu ia bergaul dengan tokoh senior pupuk organik di Purbalingga. Tahap selanjutnya ia mulai mengembangkan sendiri. Tak luput juga melibatkan para akademisi. Termasuk dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) khususnya dalam bereksperimen meningkatkan produktivitas mikroorganisme dalam pupuk cair organik (POC) yang dibuatnya.
Hasilnya ia ujicobakan ke laboratorium pertanahan Universitas Jenderal Soedirman, bagaimana untuk menumbuhkan padi. Terbukti, pupuk hasil inovasinya terbukti sangat baik. Selain itu biaya produksi juga jauh lebih murah.
“Pupuk organik buatan sendiri paling hanya menghabiskan biaya Rp 100 – 150 ribu untuk 7 liter pupuk organik cair  dan untuk 1 hektar sawah. Sementara jika pupuk organik yang dibeli di pasaran bisa menghabiskan Rp 120 ribu hanya satu liter untuk 150 meter persegi,” ungkapnya.
Hasil inovasinya ini belum ia perjual belikan. Ia justru lebih mengedepankan penyuluhan kepada para petani untuk bisa membuat pupuk tersebut. Harapannya biaya produksi petani menurun namun hasil produksi tetap meningkat. Sehingga kesejahteraan petani bisa tercapai.
Karena keunggulannya, ia juga sempat diundang ke berbagai daerah guna mentransferkan ilmunya agar bisa diterapkan kepada petani. Diantaranya pernah diundang ke Pemalang, Batang, Pemalang, banjarnegara, Wonosobo, Banyumas, Cilacap dan di Purbalingga sendiri. Di desa Penolih, tempat ia mangabdi sudah menyediakan lahan eksperimen.
Hasil uji cobanyapun memuaskan. Jika lahan 100 ubin menggunakan pupuk kimia hanya mampu menghasilkan 9-10 kwintal. Sementara jika menggunakan pupuk organik buatannya bisa menghasilkan 10-13 kwintal. Hasilnya pun terus meningkat. Ketika tahun 2008 menghasilkan 6,3 ton/ha, sedangkan tahun 2012 sudah bisa menghasilkan 8,4 ton/ha.
Sementara bukti-bukti tersebut, sayangnya belum banyak dipahami oleh para petani. Di desa Penolih sendiri yang sudah mengaplikasikan sistim organik ini baru 25 persen petani yang ada. Kebanyakan masih menggunakan cara konvensional yaitu pupuk kimia.
“Untuk organik memang cenderung ribet, sementara petani penginnya yang instan. Faktor kedua mungkin sudah menjadi naluri petani melakukan apa yang biasa dilakukan. Padahal kebiasaan mereka nantinya bisa merusak,” kata pria alumni Agro Teknologi UMP.
Posluhdes Desa Penolih ala laboratorium organik
Hasil pertanian organiknyapun ia akomodir untuk dijual menjadi beras sehat. Ia membeli beras tersebut dari petani dengan harga yang cukup tinggi yaitu Rp 10.000/kg. Kemudian ia menjualnya dengan harga Rp 13.000/kg. Itupun kata dia, profit yang didapat masih sedikit.
Karena kehebatannya ini ia sempat dipanggil oleh pemerintah Purbalingga khususnya oleh Badan Perencanaan Pembangunan daerah (Bappeda) dan membuat organisasi yang dinamai Pamorbangga atau paguyuban masyarakat organik Purbalingga. Suwanto dikukuhkan menjadi ketuannya. (Ganda Kurniawan) 

Knalpot Indra Jadi Incaran Importir Malaysia



PURBALINGGA - Menilik industri knalpot di Purbalingga bisa ditemukan ada ratusan pengrajin, namun demikian keberadaan mereka tidak mesti berdomisili di Kampung Sayangan yang selama ini terkenal menjadi sentralnya. Industri alat peredam suara dan penyaring gas buang kendraan ini juga bisa ditemukan di radius 1 kilometer dari patung lelaki kekar yang sedang memperagakan pembuatan knalpot. Dari perempatan Wirasana ambil ke arah timur sejauh 200 meter kita kembali menemukan sebuah industri knalpot yang masih menyatu dengan rumah.

 Indra, owner IIJ memamerkan knalpot-knalpot buatan industrinya


Penulis mencoba mendatangi rumah tersebut yang dari depan terpajang aneka silencer dan header knalpot motor dan mobil beraneka motif, seperti pelangi, karbon dan chrome dengan bentuk-bentuk yang cukup berkelas dibanding model silencer standar asli kendaraan. Sebuah industri yang tertulis Indra Indo Jaya (IIJ) ini terdengar bunyi mesin yang dihidupkan dari salah satu tukang yang sedang memotong pelat stainless anti korosi sebagai bahan pembuat knalpot, sedang tukang yang lain tampak sedang mengebor sisi-sisi knalpot untuk dipasangi frame agar terlihat menarik.

Kedatangan penulis sengaja ingin mengupas seputar industri knalpot yang satu ini. Tampak ada anak pemuda yang sedang nongkrongi, memperhatikan para tukang yang sedang bekerja. Penulis menyapa dan menyatakan ingin menemui pemilik industri ini kepadanya. Namun tak disangka, ternyata anak muda itulah mengaku sebagai owner industri kecil rumahan ini. Setelah banyak ngobrol soal perkenalan, lebih terheran lagi ketika anak muda itu mengaku kelahiran tahun 1994, tiga tahun lebih muda dari penulis namun ia sudah memimpin dan mengelola sebuah industri produk otomotif ini.

Indra Nur Arbianto, nama lengkap pemuda pemilik IIJ ini. Ia baru membuka industri knalpotnya ini sekitar satu tahun yang lalu, namun ia sudah banyak berpengalaman menggeluti pemasaran knalpot Purbalingga sejak 4 tahun yang lalu. Knalpot Purbalingga memiliki pemasaran yang begitu luas mulai level nasional hingga internasional. Contohnya saja knalpot hasil industri IIJ milik pengusaha berusia 21 tahun, ini sanggup tembus ke pasaran Malaysia.

Diakui, Kabupaten Purbalingga dikenal dengan surganya knalpot handmade alias buatan tangan bukan buatan mesin, namun dengan kualitas yang baik dengan harga yang terjangkau. Wajar saja para pecinta otomotif jelas kepincut dengan produk buatan putra kreatif Purbalingga ini. Bahkan diantara ratusan pengrajin knalpot yang ada di Purbalingga sempat menjadi suplier perusahaan mobil yang sangat terkenal di Jerman. Nama knalpot Purbalingga booming dan diakui kota-kota lain sebagai produk knalpot paling berkualitas. Booming knalpot Purbalingga bertahan bertahun-tahun hingga sekarang, tidak seperti tren batu akik yang cepat tenggelam.

Industri knalpot yang beralamat di Jalan Tentara Pelajar no 31, Kelurahan Kembaran Kulon atau kompleks depan RSUD Goeteng Taroendibrata ini mampu memproduksi silencer knalpot dengan tipe mirip produk kelas dunia. Untuk merek knalpot racing mobil, IIJ sudah tergolong mahir membuat dan menduplikasi aneka tipe knalpot berkelas, seperti tipe HKS, Tanabe, Fujitsubo, Gronel, dan Kapsul.

Selain itu, untuk knalpot khusus sepeda motor, home industri ini juga bisa meniru knalpot merek beken yang sudah tak asing lagi di telinga penggemar otomotif  seperti Akaprovic, Yoshimura, Scorpion, Termignoni, M4, Leovince, Remus, Akrapovic Garda, Akrapovic GP dan berbagai jenis knalpot untuk mesin 2-tak. Knalpot-knalpot jenis tersebut sering digunakan dalam ajang balap motor kelas dunia.

Indra menuturkan harga jual knalpot biasanya ditentukan dari kualitas dan bahan bakunya, selain itu juga pembelian dalam jumlah banyak bisa mendapatkan harga khusus. Karena ini buatan lokal, tentunya harga jual tak seperti merek aslinya.

 "Nilai jual knalpot biasanya dari kualitas suara dan materialnya. Buatan kami bisa menymainya, namun jika membeli merek yang asli tentu mahal, bisa sampai Rp 4 jutaan. Tapi dengan knalpot buatan kami harganya hanya Rp 450 ribu untuk eceran dan Rp 350 ribu untuk harga grosir," kata pemuda yang masih berstatus pacaran ini kepada Harmas, Sabtu (5/3).

Dari sekian tipe tersebut, paling digemari konsumen atau best seller adalah tipe HKS untuk knalpot mobil dan Akrapovic GP untuk sepeda motor. Sebab tipe itu disebut-sebut mampu meningkatkan performa mesin dan menghasilkan bunyi yang prestisius seperti mobil/motor sport yang mahal.

Indra, sapaan akrab owner IIJ mengaku knalpotnya sudah tembus ke berbagai kota di Indonesia bahkan ke luar negeri khususnya Malaysia. Untuk pemasaran dalam negeri, produknya banyak tersebar di Jakarta, Bali, Aceh, Kalimantan, Sumatra dan Bogor. Untuk sebaran di berbagai kota dalam negeri mencapai 100 hingga 200 unit per bulannya, tergantung permintaan, belum lagi permintaan dari pembeli eceran. "Untuk pasaran di Malaysia, kami rutin mensuplai 200 unit knalpot per bulan ke empat toko disana. Para penjual disana sangat suka karena harga dari sini murah dan disana mereka bisa menjual dan meraup keuntungan sampai Rp 1 juta per unit jika dirupiahkan," jelas Mahasiswa semester 6 Fakultas Hukum Unwiku Purwokerto ini.

Ia mengaku memulai bisnisnya setelah ia lulus SMA, sempat berpengalaman memasarkan knalpot-knalpot buatan Purbalingga di luar kota. Sebelum banyak menggeluti bisnis ini lebih jauh, ia justru terdorong untuk melanjutkan profesi ayahnya yang menjadi anggota Polri. Namun karena tersandung suatu hal yang menyebabkan keinginan menjadi polisinya itu tertunda, ia memutuskan untuk kembali berkecimpung dalam bisnis knalpot.

Ketika menjalani bisnis ini, ia memutuskan ikut dengan saudaranya untuk memasarkan knalpot Purbalingga di Jakarta. Ia mendapatkan pengalaman meraih berbagai jaringan toko-toko ataupun konsumen di berbagai kota. Dengan jaringan kenalan dan profit yang cukup baik ia akhirnya membuka home industri knalpot sendiri di rumah. Modal awal yang ia gelontorkan untuk membangun industri ini hanya Rp 50 juta saja yang juga uang tabungan pribadinya. Tanpa berfikir panjang ia membelanjakan uang tersebut untuk membangun shelter yang cukup tinggi di depan rumahnya sebagai area kerja dan showroom-nya. Modalnya juga untuk membelanjakan aneka mesin untuk membantu keperluan produksi, serta bahan baku seperti pipa baja, plat stainless, galvanis dan plat besi biasa. Keterampilan membuat knalpot-pun tak harus ia miliki, Indra tinggal merekrut para tukang-tukang warga sekitar yang sudah cukup mahir dan faham soal pembuatan knalpot sebagai karyawannya.

Dari industrinya itu dalam satu hari mampu memproduksi 20 unit knalpot per-harinya. Ia melayani pemesanan level partai juga eceran. Untuk pemesanan level partai minimal 20 unit sekali pesan dan akan mendapatkan harga spesial yang jauh lebih murah dbanding eceran. Banyak kemajuan yang didapat dalam bisnis ini. Perbulannya ia bisa berpenghasilan bersih mencapai Rp 20 juta. "Paling sepi hanya Rp 3 juta per bulan. Tapi dari usaha ini dengan modal Rp 50 juta sudah balik modal, tinggal menikmati profitnya," kata pria alumni SMAN 1 Padamara ini.

Saat ini juga rutin mensuplai knalpot di berbagai toko di Purbalingga, atau melayani pemesan eceran yang seringkali datang dari media sosial khususnya Facebook, atau forum jual beli secara online seperti olx, tokopedia, bukalapak dan kaskus. Indra mengaku penjualan di dunia maya sangat membantu dan sangat efektif guna melayani pembeli yang malas atau terlalu jauh untuk datang langsung ke industrinya.

Jalan Tentara Pelajar no 31, Kelurahan Kembaran Kulon


Sebagai pelayanan after service buatan IIJ ini, ia berani memberi garansi selama 3 tahun pemakaian untuk knalpotnya yang berbahan stainless. Selain itu, untuk keunggulannya ia juga mengutamakan kualitas bagian sarangan dalam silencer yang ia buat, tentunya dengan lubang yang rapi dan tidak rapuh. Karena performa dan tampilannya yang baik, tak jarang para komunitas fansclub otomotif sering membeli darinya. "Yang sering ambil dari sini biasanya komunitas Kawasaki Ninja Bogor, Kawasaki KLX Jogja, dan komunitas mobil Grade Corola. Untuk keperluan balap roadrace tim dari Semarang, juga balap Grasstrack juga ambil dari sini," papar anak bungsu dari empat bersaudara ini.(Ganda Kurniawan)

Sistem Bioflok, Hasilkan 2000 Lele Per Meter Persegi


BUKATEJA - Forum Pemuda Bukateja Bersatu (FPBB) menggunakan teknik yang unik dalam membuidayakan ikan lele. Sekumpulan pemuda yang membentuk pesantren kewirausahaan ini memilih menggunakan sistim bioflok dan akuaponik. Dengan cara teresebut, mereka bisa membesarkan sebanyak 2000-2500 ekor ikan lele siap konsumsi per lahan seluas 1 meter persegi dalam satu kali masa panen (1 bulan).

"Jadi cara ini memang berbasis intensifikasi lahan, atau memaksimalkan fungsi lahan untuk mendapatkan hasil yang sebanyak-banyaknya," kata Ketua Divisi Litbang dan Sumber Daya Manusia FPBB, Agung Suseno.

Cara ini bisa dibilang tidak konvensiaonal, atau tidak seperti yang dilakukan para peternak ikan pada umumnya, karena menggunakan instalasi tertentu dan konstruksi kolam yang bundar. Instalasi yang digunakan adalah berupa blower yang berada di dasar kolam.



Sekretaris Dinnakkan Purbalingga meresmikan kolam lele Bioflok milik FPBB




"Sebisa mungkin air di kolam selalu berputar. Mikroorganisme di dalamnya akan mengubah kotoran ikan menjadi flock atau pakan alami ikan, otomatis akan menghemat pakan ikan," kata Agung.

Dengan teknik ini, Feed Conversion Rate (FCR), bisa mencapai 0,8, artinya untuk menghasilkan 1 Kg ikan, hanya membutuhkan 0,8 Kg pakan utama. Penghematan ini bisa meningkatkan keuntungan yang didapat.

Sebagian kolam milik FPBB menggunakan sistem ini secara penuh, sebagian digabungkan dengan sistem akuaponik, yakni melibatkan tanaman meningkatkan kualitas air kolam. "Air kolam dari ikan disedot dan dialirkan ke pot-pot tanaman hidroponik. Disitu terjadi penyaringan kandungan nitrit nitrat dari kotoran ikan yang beracun, namun sebagai pupuk bagi tanaman. Dari itu, air sudah ternetralisir dan kembali dialirkan ke kolam," imbuhnya.

Bioflok sekaligus aquaponik


Agung mengungkapkan, teknik ini sebenarnya sudah diterapkan oleh beberapa peternak ikan lele di Indonesia, bahkan di luar negeri. Hanya saja masih asing diaplikasikan. FPBB saat ini memiliki puluhan kolam bioflok yang dikelola, diantaranya di Desa Karangcengis, dan di Desa Bukateja, Kecamatan Bukateja.




Aquaponik memanfaatkan air dalam proses penyemaian padi

"Kami memanfaatkan buku-buku referensi dan pengalaman yang ada tentang Bioflok di Pekalongan. Lalu kami ujicobakan, melewati proses trial and error hingga akhirnya berhasil," tuturnya.

Keberadaan pesantren kewirausahaan ini merupakan kegiatan pilot project pemberdayaan pemuda yang nantinya akan dikembangkan dengan berbagai kegiatan lainnya. Diantaranya pengembangan budidaya lahan padi dengan metode SRI (System of Rice Intensification-red), sentra industry kreatif, sentra tanaman hias, volley centre, dan perpustakaan saung.

"Pesantren kewirausahaan ini diharapkan bisa menjadi tempat belajar bagi pemuda-pemuda yang lain serta menginspirasi para petani atau peternak ikan untuk meningkatkan hasil produksinya," pungkasnya.(Ganda Kurniawan)  

Menaikan Air Tanpa Mesin dan Listrik


Warga Desa Talagening Andalkan Hidram

BOBOTSARI - Situasi yang mendesak seringkali memaksa kita untuk berfikir kreatif memecahkan solusi. Seperti halnya yang dialami oleh warga Desa Talagening Kecamatan Bobotsari, desa ini bertahun-tahun kesulitan mendapatkan air bersih. Namun kini sudah tidak lagi dirasakannya berat upaya kreatif warga yang mampu menaikan air dari bawah ke atas tanpa mesin atau listrik, melainkan membuat alat sederhana yang disebut hirdaulik ram alias hidram.

Sabtu (19/3) kemarin penulis mencoba menelusuri bagaimana warga Desa Talagening ini mendapatkan air. Jika melihat kondisi alamnya, desa ini termasuk dalam wilayah tadah hujan, perlu dibuat sumur yang sangat dalam untuk menembus cadangan air, namun hal itu jarang dilakukan warga lantaran sulit dilakukan. Di sisi lain ada sebuah mata air deras, berupa curug sayanganya berada di desa sebelah yakni Desa Serayu Larangan, Kecamatan Mrebet, kedua desa ini dipisahkan oleh Sungai Soso dengan ketinggian tebing mencapai 50 meter. Curug yang jatuh ke Sungai Soso inilah yang kemudian dimanfaatkan agar bisa dinaikan ke Desa Talagening dengan teori yang dipantulkan dari dasar jurang.

Kami harus turun tebing setinggi 50 meter menggunakan tangga besi vertikal

Untuk melihat cara kerjanya penulis diajak turun dari tebing menuju tepian sungai Soso dan sebuah curug yang dinamakan Curug Jampit. Di tepian sungai ramai terdengar decitan suara katup hidram yang naik turun, bekerja mengangkat air dari bawah ke atas. Salah satu tokoh masyarakat Desa Talagening yang mempelopori penggunaan hidram ternyata adalah seorang kakek petani berusia 75 tahun bernama Rusmanto. Dia mengajak penulis melihat dan menjelaskan cara kerja hidram ini.

Di dasar jurang yang juga di tepi Sungai Soso ini setidaknya terdapat 50 hidram yang bekerja mengaliri ratusan rumah warga Desa Talagening. Rusmanto menjelaskan air tersebut diambil dari atas curug ditampung dalam tong sebagai penstabil arus yang kemudian disalurkan sebuah pipa besi diameter 5 Cm sebagai inlet masuk ke hidram. "Panjang pipa paling tidak 18 meter, dipasang dengan kemiringan yang curam ke hidram. Semakin panjang dan semakin curam kemiringannya semakin bagus air terdorong ke atas oleh hidram. Jika pipa semakin panjang tapi tidak diimbangi pemasangan pipanya yang curam maka hidram tidak bekerja," katanya.

Ia menjelaskan cara kerja hidram sendiri adalah menerima air bertekanan tinggi dari pipa inlet tadi, air langsung terpantul ke pipa pengeluaran untuk mengalirkan keatas. Hidram berfungsi mengubah tekanan air masuk menjadi hentakan-hentakan ritmis dan setiap hentakan diakhiri katup yang menutup sehingga air tidak kembali turun. Sehingga air terus terdorong ke atas. Kinerja itu berlangsung terus menerus secara otomatis sehingga tidak memakan beaya listrik atau bahan bakar mesin.

Penggunaan Hidram ini mulai diterapkan warga Desa Talagening sejak tahun 2005 yang dipelopori oleh Rusmanto. Ia mengaku mempelajari hal ini dari penerapan serupa yang dilakukan oleh mahasiswa KKN UGM di Desa Pengalusan Mrebet, lalu ia menerapkan hidram ini di Desa Talagening dengan kapasitas yang lebih banyak. Hidram-hidram yang terpasang di desa inipun seluruhnya adalah barang rakitan dari bahan bekas dan memintakan ke tukang las untuk merakitnya. Namun demikian untuk memanfaatkan air yang diangkat dari hidram ini tidaklah murah.

Hidram terus berdecit ritmik teratur dan memuncratkan sedikit air

"Untuk satu saluran paling tidak bisa habis Rp 10 juta. Yang membuat mahal adalah untuk pembelian pipa-pipa, mulai dari pipa yang menangkap air dari atas curug ke tong penstabil, kemudian pipa besi dari tong ke hidram, lalu pipa yang menyalurkan air naik lalu tersalur ke rumah warga," kata kakek yang hanya menamatkan pendidikan di Sekolah Rakyat (SR) ini.

Ada sekita 50 titik Hidram untuk menyalurkan ke rumah warga

Tampak banyak pipa menangkap air dari atas (desa sebelah)


Sementara itu, Kepala Desa Talagening Nila Eka Ningsih mengatakan berkat penggunaan hidram ini desanya sudah tidak banyak meminta lagi dropping air dari BPBD ketika musim kemarau datang. Dari 50 hidram yang terpasang bisa tersalur ke 200 rumah atau hampir separuh dari warga Desa Talagening. "Sebagian kecil dusun masih ada yang rutin harus dropping air, karena lokasinya lebih jauh dan lebih tinggi, tapi belum kami terapkan juga hidram disana," katanya.

Semua hidram tersebut dipasang sendiri oleh warga secara perseorangan, sehingga tidak ada pentarifan atau meterisasi. Semua biaya operasional perawatan dibebankan oleh pemasang sendiri. Atas beberapa kelebihan yang dimiliki desa, saat ini Desa Talagening sedang berkonsentrasi menjadi desa wisata.

"Kita bisa manfaatkan kompleks hidram tadi sebagai wisata teknologi. Masih di sekitar situ juga  ada Curug Jampit dan Curug Ciputut," katanya.

Hanya saja berdasaran pantauan Harmas saat ini untuk menuju lokasi tersebut tidaklah mudah. Untuk menuruni tebing disitu menggunakan tangga besi setinggi 20 meter yang disandarkan secara vertikal dan sudah agak keropos. Untuk menuju kompleks hidram dan curug Jampit harus kembali turun dengan medan batu cadas. sedangkan untuk menuju Curug Ciputut perlu menyusuri tepian sungai sekitar 200 meter.

Saat ini kedua curug ramai dikunjungi para remaja, terutama ketika hari Sabtu dan Minggu. Karena masih belum ada peraturan desa (perdes), para pengunjung masih dibebaskan dari semua tarikan retribusi. Pemerintah desa akan segera mengelola keberadaan dua curug tersebut dengan mempersiapakan Peraturan Desa (Perdes) yang didalamnya akan memuat pengelolaan curug beserta pengelolaan parker dan tiket masuk. "Semua pendapatan dari retribusi ini akan dijadikan sebagai pendapatan asli desa (PADes)," katanya. (Ganda Kurniawan)