Monday, December 26, 2016

Sistem Bioflok, Hasilkan 2000 Lele Per Meter Persegi


BUKATEJA - Forum Pemuda Bukateja Bersatu (FPBB) menggunakan teknik yang unik dalam membuidayakan ikan lele. Sekumpulan pemuda yang membentuk pesantren kewirausahaan ini memilih menggunakan sistim bioflok dan akuaponik. Dengan cara teresebut, mereka bisa membesarkan sebanyak 2000-2500 ekor ikan lele siap konsumsi per lahan seluas 1 meter persegi dalam satu kali masa panen (1 bulan).

"Jadi cara ini memang berbasis intensifikasi lahan, atau memaksimalkan fungsi lahan untuk mendapatkan hasil yang sebanyak-banyaknya," kata Ketua Divisi Litbang dan Sumber Daya Manusia FPBB, Agung Suseno.

Cara ini bisa dibilang tidak konvensiaonal, atau tidak seperti yang dilakukan para peternak ikan pada umumnya, karena menggunakan instalasi tertentu dan konstruksi kolam yang bundar. Instalasi yang digunakan adalah berupa blower yang berada di dasar kolam.



Sekretaris Dinnakkan Purbalingga meresmikan kolam lele Bioflok milik FPBB




"Sebisa mungkin air di kolam selalu berputar. Mikroorganisme di dalamnya akan mengubah kotoran ikan menjadi flock atau pakan alami ikan, otomatis akan menghemat pakan ikan," kata Agung.

Dengan teknik ini, Feed Conversion Rate (FCR), bisa mencapai 0,8, artinya untuk menghasilkan 1 Kg ikan, hanya membutuhkan 0,8 Kg pakan utama. Penghematan ini bisa meningkatkan keuntungan yang didapat.

Sebagian kolam milik FPBB menggunakan sistem ini secara penuh, sebagian digabungkan dengan sistem akuaponik, yakni melibatkan tanaman meningkatkan kualitas air kolam. "Air kolam dari ikan disedot dan dialirkan ke pot-pot tanaman hidroponik. Disitu terjadi penyaringan kandungan nitrit nitrat dari kotoran ikan yang beracun, namun sebagai pupuk bagi tanaman. Dari itu, air sudah ternetralisir dan kembali dialirkan ke kolam," imbuhnya.

Bioflok sekaligus aquaponik


Agung mengungkapkan, teknik ini sebenarnya sudah diterapkan oleh beberapa peternak ikan lele di Indonesia, bahkan di luar negeri. Hanya saja masih asing diaplikasikan. FPBB saat ini memiliki puluhan kolam bioflok yang dikelola, diantaranya di Desa Karangcengis, dan di Desa Bukateja, Kecamatan Bukateja.




Aquaponik memanfaatkan air dalam proses penyemaian padi

"Kami memanfaatkan buku-buku referensi dan pengalaman yang ada tentang Bioflok di Pekalongan. Lalu kami ujicobakan, melewati proses trial and error hingga akhirnya berhasil," tuturnya.

Keberadaan pesantren kewirausahaan ini merupakan kegiatan pilot project pemberdayaan pemuda yang nantinya akan dikembangkan dengan berbagai kegiatan lainnya. Diantaranya pengembangan budidaya lahan padi dengan metode SRI (System of Rice Intensification-red), sentra industry kreatif, sentra tanaman hias, volley centre, dan perpustakaan saung.

"Pesantren kewirausahaan ini diharapkan bisa menjadi tempat belajar bagi pemuda-pemuda yang lain serta menginspirasi para petani atau peternak ikan untuk meningkatkan hasil produksinya," pungkasnya.(Ganda Kurniawan)  

0 comments:

Post a Comment