Ekspedisi Sejarah Indonesia (Exsara)

Exsara merupakan organisasi terbesar di Jurusan Sejarah Unnes. Aku dirikan bersama teman-teman jurusan sejarah Unnes angkatan 2008. Mereka semakin maju

Catatan Hidupku

Aku sangat suka menulis. Termasuk membuat catatan hidupku. Biar nanti aku mati, tapi pikiranku seolah terus hidup sampai anak cucuku

Petualangan Hidup

Setiap hidup, pasti menyempatkan berkunjung ke tempat unik, berkenalan dengan orang baru. Semua itu akan mendidik kita jadi manusia besar

Sejarah Nasional dan Dunia

Basis pendidikanku Sejarah. Aku sangat menyukai kisah masa lalu. Ada yang kuanggap sebagai sastra ada yang kuanggap sebagai guru kehidupan

Pola Hidup Sehat

Sejak SMP aku sudah punya bakat pemerhati gizi. Aku sangat mencintai pola hidup sehat. Tanpa kita sehat, semua yang kita miliki tak ada gunannya

Saturday, April 6, 2013

Dari Setanjung ke Kalimasada [Part 19]


Aku punya firasat yang kurang baik semenjak setahun yang lalu ketika angkatan kami diperkenalkan tentang Sistem Informasi Skripsi atau SISkripsi oleh pihak Unnes. Kami akan diujicobakan untuk menggunakan suatu website yang digunakan untuk memantau perkembangan dalam mengerjakan skripsi, tentunya butuh kerjasama dan keseimbangan dari mahasiswa maupun dari dosen pembimbing. Jika mahasiswa rajin mengisi agenda-agenda bimbingan dalam SISkripsi akan tetapi dosen pembimbingnya tidak pernah online tuk mengkonfirmasi atau bahkan tidak sempat buka komputer maka sia-sia saja web ini, begitu juga sebaliknya. Namun untuk mensukseskan program SISkripsi ini pihak Universitas malah mencambuk kami bak kuda delmanuntuk wajib mengisi terus agenda-agenda bimbingan SiSkripsi dan menjadikannya sebagai syarat ujian kelulusan dengan didalamnya harus terisi minimal 8 agenda.

Setahun berselang ketikakami sedang live mengerjakan skripsidan mencoba menggunakan SISkripsi. Ternyata harapan tidak sesuai dengan kenyataan. Seratus persen mahasiswa yang dibimbing telah menjalankan aturandalam SISkripsi dengan mengisi agenda-agendanya misal agenda-I:  05/04/2012 -> Bimbingan Proposal, setelah bimbingan face to face berlangsung dosen wajib meng-confirm agenda tersebut mencantumkan tanggal bimbingan dan kritik saran skripsi yang dibimbingkan. Memang terlihat tidak rumit, yang rumit adalah faktor eksternalnya. Dapat diperkirakan dosen di Jurusan Sejarah 70% jarang online,dalam mencari informasi sehari-haripun mereka lebih suka mengandalkan koran,televisi, majalah, buku atau jurnal. Jadi ketika mereka dihadapkan pada komputer mereka sedikit gagap, tampak sekali kalau mereka jarang memegang computer. Akibatnya proses pengisian SISkripsi jadi terhambat.

Pak Sodiq misalnya,beliau baru tahu kalau saat itu pihak dosen ada kedisiplinan untuk meng-confirm SISkripsi padahal program initelah lahir 1 tahun silam. Mungkin semenjak itu beliau baru kenal SISkripsi,kemudian pertama mengconfirm punyaku dan punya teman-teman mahasiswa yang dibimbingnya yang lain. Bimbingan-bimbingan selanjutnya aku pikir pak Sodiq sudah paham jadi setiap kali setelah bimbingan aku tidak memintanya untuk mengkonfirm agenda bimbinganku namun setiap kali aku cek ternyata belum juga dikonfirm. Hingga setelah ujianpun SISkripsiku masih kurang 4. Parah sekali. Pak Karyono meski sudah berumur 61 tahun lebih tua 12 tahun ketimbang pak Sodiq namun beliau lebih cekatan dalam memegang komputer ketimbang pak Sodiq yang hanya 1huruf/detik belum lagi memindahkan kursornya. Hanya saja pak Karyono sering lupa atau pura-pura lupa karena mengurusi SISkripsi hal yang merepotkan dalamdirinya. Akhirnya sama, hingga setelah ujian aku masih punya utang 4 agenda.

Ada rasa sungkan ketika menyuruh dosen untuk meng-confirm SISkripsi setiap kali bertemu, kami bagaikan sekumpulan ekor anak itik yang menagih induknya tuk mencarikan makanan. Untuk mengurusi 1 anak saja terkadang hingga 10 menitan di komputer jurusan dan saat itu pula disamping kanan kirinya dirubung antrian mahasiswa yang lain yang juga minta konfirmasi SISkripsi. Urung selesai semuanya kadang dosen sudah minta “lanjutkan besok saja”, akhirnya banyak mahasiswa yang kehilangan momen itu, inilah asal muasal penyebab tersendatnya program SISkripsi.

Ini adalah masalah baru yang membuatku pusing, padahal hanya hal sepele tentang formalitas saja. Tahun-tahun sebelumnya hanya menggunakan form di kertas saja sudah cukup. Tahun kini angkatanku harus mengisi formnya dengan online. Jika ini gagal maka tanggal lulusku akan mundur, bahkan yang lebih mengkhawatirkan lagi bisa-bisa aku harus registrasi SPP lagi di semester depan karena keterlambatan ini.

Dari lamunan tiap lamunanaku berfikir dan Akhirnya aku menemukan sebuah formula: “SISskripsi + FBI =Segera LULUS”. FBI disini bukan arti aslinya tapi bisa diibaratkan itu adalahilmu intelijen. Usut punya usut aku punya kemampuan intelijensia macam telik sandi atau detektif yang kadang aku pakai hanya untuk main-main. Ilmu iniselalu aku kembangkan pada setiap pertemuanku dengan kawan sejarah seangkatan berinisial Y.G dan A.D. Mereka berdua adalah 2 anak yang secara kuliah mbolosan tapi mereka cukup cerdas dalam hal meretas sebuah akun. Aku terinspirasi dari semangat mereka, mereka itu kurus, kecil, lemah sering disepelekan tapi untuk menghacurkan musuh mereka tidak menggunakan kekuatan fisiknya tapi menggunakan otaknya. Secara diam-diam ia berlari di bawah tanah dan seketika ia menaruh ranjau tepat diatas jalan yang dilewati musuhnya dan “DuaRRR!!!” musuh langsung kebakaran jenggot. Agar tidak diketahui orang lain seringkali kami tertawa puasatas sebuah keberhasilan, memaki, menyumpahi dsb dengan inbox ataukomen-komenan di FB dengan menggunakan sandi morse, sandi AN atau sandi AM atau bahkan sandi Caesar Chip.

Meskipun kami kawan sekonspirasi tapi tetap ada saja perbedaan metode. Mereka cukup ahli dalam meretas akun dengan mengandalkan intuisinya. Sedangkan aku intuisinya belum secanggih mereka sehingga aku menggunakan sebuah software, namun seringkal itingkat keberhasilan masih lebih dominan mereka ketimbang aku. Kelemahan mereka berdua adalah mereka baru ahli dalam bidang meretas akun FB dan Yahoo tidakuntuk akun lain. Sementara aku semua akunpun bisa jadi. Dan satu hal lagi bahwaaku sama sekali tidak ada misi menghancurkan siapapun dengan kemampuan intelijenku ini.

Sebelum aku memulainya kadang akupun merasa was-was. Sebuah teknik yang kadang hanya biasa kupakai hanya untuk main-mainan detektif-detektifan ini apakah akan kupakai ke dalamsebuah kasus yang real menimpa dirikuserius bahkan formal. Namun sebab kebuntuan pikiran yang sebelumnya aku memutuskan untuk menghalalkan jalan ini sebagai peluru terakhir. Padahal kalau kita tahu, akun yang dimiliki dosen dalamSISkripsi adalah akun yang bisa berlaku juga untuk SIKADU bahkan kalau mau kitabisa mengutak atik nilai makul yang diampu oleh dosen tersebut.

Mengenai software apa dan bagaimana tekniknya tentu ini adalah rahasia besarku, yang jelas seringkali ini berhasil hanya saja butuh sedikit jebakan. Yang jelas bekerja tanpa merusakakun apa lagi sampai merubah password. Memang bukan main-main ini adalah kisah kenyataan dalam hidupku. Jantungku rasanya berdebar debar hebat saat ingin memulainya. Biar bagaimanapun akun mereka adalah bagaikan sebuah koper emas mereka, meskipun niatku tidak akan mengambil emas di seisi koper itu tetap sajaada rasa yang lain. Niatku hanya ingin bisa log-in lalu meng-confirm, meng-confirm dan meng-confirmagenda akun SISkripsiku sudah itu tidak lebih. Debaran jantung ini terasa lain aku yakin antara Malaikat dengan Setan sedang berperang hebat didadaku, jika setan yang menang mungkin aku bisa saja menyalah gunakan akun itu. Debaran jantung ini serasa berbeda aku bagaikan sedang berjalan-jalan di tepi sungai yang jernih dan seketika aku melihat sosok bidadari yang amat cantik sedang mandi telanjang dan mengetuk-ketuk pintu birahiku. Lalu siapakah yang akan menang antara Malaikat dengan Setan????.

Padamara 06 April 2013.

Thursday, April 4, 2013

Dari Setanjung ke Kalimasada [Part 18]


Tak perlu berhari-hari tuk menemukan roh karakter pendahuluan dalam skripsi jenis Ex-Post Facto tuk memperbaiki bagian skripsiku. Sekonyong-konyongaku menepuk jidatku hari itu. Betul skripsiku hampir fatal karenanya. Kesalahan di bagian awal skripsi sebenarnya lebih membahayakan daripada kesalahan diakhir skripsi. Tapi untungnya akhir skripsiku berhenti pada tujuan yang tepat. Ibaratnya aku ingin naik kereta ke Jakarta dari Semarang namun kesalahanku ternyata aku sedang berada di Temanggung. Kalaupun kesalahan skripsiku beradadi belakang mungkin aku masih bisa memperbaikinya dengan naik kereta melalui stasiun Purwokerto. Namun karena kesalahanku ada di awal maka aku harus membuat rel fiktif yang menghubunggkan Temanggung ke rel Pantura kemudian tinggal lurus menuju Jakarta.

Jadi memang kalau membaca skripsiku bagian pendahuluan banyak sekali hal-hal fiktif yang ku tulis. Namun dengan kefiktifan itu skripsiku sudah berada di jalur yang benar sesuai kaidah skripsi aliran Ex-Post Facto. Duluaku sempat cemas kalau hal ini mungkin bagian dari korupsi intelektual tapi ternyata tidak. Setelah kubaca-baca bahwa ternyata skripsi pada hakikatnya adalah semacam replika besar penelitian ilmiah. Kita harus membuat sebuah karya skripsi namun harus menggunakan metode yang lengkap baik prototipe maupun disainnya harus menyerupai bentuk aslinya, masalah hasil penelitian itu nomordua atau bahkan bisa diabaikan. Ibaratnya kita ingin membuat replika motor Piaggio Vespa, maka kita harus membuat sepersis mungkin secara visual masalah komposisi materi atau bisa jalan atau tidaknya itu masih tidak begitu penting. Banyak sekali skripsi-skripsi pendidikan yang menjelaskan hal-hal palsu diperpustakaan jurusan sejarah namun penulisnya ya lulus semua, karena itu memang sah selama metodenya sudah benar. Namun satu hal yang baru bisa dikatakan korupsi intelektual dalam skripsi yaitu “Plagiarisme”. Itu adalah induk dosa dalam skripsi maka harus dijauhi sejauh mungkin. Meski sadar begitu tapi kadang ada saja mahasiswa yang mengadopsinya meski dalam taraf kecil misalnya menyatakan teori tanpa menuliskan sumber. Maka bersiap-siaplah itu akan jadi malapetaka dalam sidang nanti.

Sudah kuselesaikan semua,termasuk rekomendasi dari Pak Harso tuk manambahkan teori-teori nasionalisme modern termasuk dari Samuel Huntington. Bahkan sempat sharingsumber dengan Nadia. Dengan tidak ada perasaan khawatir aku langsung mengajukan skripsi revisiku. Pak Harso memang sangat lunak dalam sesi ini, ia tidak mengecek ulang atau meneliti ulang apalagi saran perbaikan ulang dia langsung minta lembar pengesahan kemudian menandatanganinya. Pak Karyono,Pak Sodiq, kemudian Pak Arif telah ku koleksi semua tanda tangannya, dan tandatangan dari pak dekan akan berbeda lagi ceritanya. Inilah hari-hari terpanjang dalam kuliahku karena hari-hari itu 80% aktivitasku hanya menunggu dan menunggukehadiran dosen. Demi mendapatkan beberapa coret tanda tanganya. Rasanya padasaat-saat seperti ini tanda tangan mereka semua lebih berharga daripada tandatangan Enrique Iglesias atau Chris Brown artis idolaku.

 NP: Enrique Iglesias ft. Akon – One Day at ATime

Padamara, 04 April 2013