Monday, December 26, 2016

Knalpot Indra Jadi Incaran Importir Malaysia



PURBALINGGA - Menilik industri knalpot di Purbalingga bisa ditemukan ada ratusan pengrajin, namun demikian keberadaan mereka tidak mesti berdomisili di Kampung Sayangan yang selama ini terkenal menjadi sentralnya. Industri alat peredam suara dan penyaring gas buang kendraan ini juga bisa ditemukan di radius 1 kilometer dari patung lelaki kekar yang sedang memperagakan pembuatan knalpot. Dari perempatan Wirasana ambil ke arah timur sejauh 200 meter kita kembali menemukan sebuah industri knalpot yang masih menyatu dengan rumah.

 Indra, owner IIJ memamerkan knalpot-knalpot buatan industrinya


Penulis mencoba mendatangi rumah tersebut yang dari depan terpajang aneka silencer dan header knalpot motor dan mobil beraneka motif, seperti pelangi, karbon dan chrome dengan bentuk-bentuk yang cukup berkelas dibanding model silencer standar asli kendaraan. Sebuah industri yang tertulis Indra Indo Jaya (IIJ) ini terdengar bunyi mesin yang dihidupkan dari salah satu tukang yang sedang memotong pelat stainless anti korosi sebagai bahan pembuat knalpot, sedang tukang yang lain tampak sedang mengebor sisi-sisi knalpot untuk dipasangi frame agar terlihat menarik.

Kedatangan penulis sengaja ingin mengupas seputar industri knalpot yang satu ini. Tampak ada anak pemuda yang sedang nongkrongi, memperhatikan para tukang yang sedang bekerja. Penulis menyapa dan menyatakan ingin menemui pemilik industri ini kepadanya. Namun tak disangka, ternyata anak muda itulah mengaku sebagai owner industri kecil rumahan ini. Setelah banyak ngobrol soal perkenalan, lebih terheran lagi ketika anak muda itu mengaku kelahiran tahun 1994, tiga tahun lebih muda dari penulis namun ia sudah memimpin dan mengelola sebuah industri produk otomotif ini.

Indra Nur Arbianto, nama lengkap pemuda pemilik IIJ ini. Ia baru membuka industri knalpotnya ini sekitar satu tahun yang lalu, namun ia sudah banyak berpengalaman menggeluti pemasaran knalpot Purbalingga sejak 4 tahun yang lalu. Knalpot Purbalingga memiliki pemasaran yang begitu luas mulai level nasional hingga internasional. Contohnya saja knalpot hasil industri IIJ milik pengusaha berusia 21 tahun, ini sanggup tembus ke pasaran Malaysia.

Diakui, Kabupaten Purbalingga dikenal dengan surganya knalpot handmade alias buatan tangan bukan buatan mesin, namun dengan kualitas yang baik dengan harga yang terjangkau. Wajar saja para pecinta otomotif jelas kepincut dengan produk buatan putra kreatif Purbalingga ini. Bahkan diantara ratusan pengrajin knalpot yang ada di Purbalingga sempat menjadi suplier perusahaan mobil yang sangat terkenal di Jerman. Nama knalpot Purbalingga booming dan diakui kota-kota lain sebagai produk knalpot paling berkualitas. Booming knalpot Purbalingga bertahan bertahun-tahun hingga sekarang, tidak seperti tren batu akik yang cepat tenggelam.

Industri knalpot yang beralamat di Jalan Tentara Pelajar no 31, Kelurahan Kembaran Kulon atau kompleks depan RSUD Goeteng Taroendibrata ini mampu memproduksi silencer knalpot dengan tipe mirip produk kelas dunia. Untuk merek knalpot racing mobil, IIJ sudah tergolong mahir membuat dan menduplikasi aneka tipe knalpot berkelas, seperti tipe HKS, Tanabe, Fujitsubo, Gronel, dan Kapsul.

Selain itu, untuk knalpot khusus sepeda motor, home industri ini juga bisa meniru knalpot merek beken yang sudah tak asing lagi di telinga penggemar otomotif  seperti Akaprovic, Yoshimura, Scorpion, Termignoni, M4, Leovince, Remus, Akrapovic Garda, Akrapovic GP dan berbagai jenis knalpot untuk mesin 2-tak. Knalpot-knalpot jenis tersebut sering digunakan dalam ajang balap motor kelas dunia.

Indra menuturkan harga jual knalpot biasanya ditentukan dari kualitas dan bahan bakunya, selain itu juga pembelian dalam jumlah banyak bisa mendapatkan harga khusus. Karena ini buatan lokal, tentunya harga jual tak seperti merek aslinya.

 "Nilai jual knalpot biasanya dari kualitas suara dan materialnya. Buatan kami bisa menymainya, namun jika membeli merek yang asli tentu mahal, bisa sampai Rp 4 jutaan. Tapi dengan knalpot buatan kami harganya hanya Rp 450 ribu untuk eceran dan Rp 350 ribu untuk harga grosir," kata pemuda yang masih berstatus pacaran ini kepada Harmas, Sabtu (5/3).

Dari sekian tipe tersebut, paling digemari konsumen atau best seller adalah tipe HKS untuk knalpot mobil dan Akrapovic GP untuk sepeda motor. Sebab tipe itu disebut-sebut mampu meningkatkan performa mesin dan menghasilkan bunyi yang prestisius seperti mobil/motor sport yang mahal.

Indra, sapaan akrab owner IIJ mengaku knalpotnya sudah tembus ke berbagai kota di Indonesia bahkan ke luar negeri khususnya Malaysia. Untuk pemasaran dalam negeri, produknya banyak tersebar di Jakarta, Bali, Aceh, Kalimantan, Sumatra dan Bogor. Untuk sebaran di berbagai kota dalam negeri mencapai 100 hingga 200 unit per bulannya, tergantung permintaan, belum lagi permintaan dari pembeli eceran. "Untuk pasaran di Malaysia, kami rutin mensuplai 200 unit knalpot per bulan ke empat toko disana. Para penjual disana sangat suka karena harga dari sini murah dan disana mereka bisa menjual dan meraup keuntungan sampai Rp 1 juta per unit jika dirupiahkan," jelas Mahasiswa semester 6 Fakultas Hukum Unwiku Purwokerto ini.

Ia mengaku memulai bisnisnya setelah ia lulus SMA, sempat berpengalaman memasarkan knalpot-knalpot buatan Purbalingga di luar kota. Sebelum banyak menggeluti bisnis ini lebih jauh, ia justru terdorong untuk melanjutkan profesi ayahnya yang menjadi anggota Polri. Namun karena tersandung suatu hal yang menyebabkan keinginan menjadi polisinya itu tertunda, ia memutuskan untuk kembali berkecimpung dalam bisnis knalpot.

Ketika menjalani bisnis ini, ia memutuskan ikut dengan saudaranya untuk memasarkan knalpot Purbalingga di Jakarta. Ia mendapatkan pengalaman meraih berbagai jaringan toko-toko ataupun konsumen di berbagai kota. Dengan jaringan kenalan dan profit yang cukup baik ia akhirnya membuka home industri knalpot sendiri di rumah. Modal awal yang ia gelontorkan untuk membangun industri ini hanya Rp 50 juta saja yang juga uang tabungan pribadinya. Tanpa berfikir panjang ia membelanjakan uang tersebut untuk membangun shelter yang cukup tinggi di depan rumahnya sebagai area kerja dan showroom-nya. Modalnya juga untuk membelanjakan aneka mesin untuk membantu keperluan produksi, serta bahan baku seperti pipa baja, plat stainless, galvanis dan plat besi biasa. Keterampilan membuat knalpot-pun tak harus ia miliki, Indra tinggal merekrut para tukang-tukang warga sekitar yang sudah cukup mahir dan faham soal pembuatan knalpot sebagai karyawannya.

Dari industrinya itu dalam satu hari mampu memproduksi 20 unit knalpot per-harinya. Ia melayani pemesanan level partai juga eceran. Untuk pemesanan level partai minimal 20 unit sekali pesan dan akan mendapatkan harga spesial yang jauh lebih murah dbanding eceran. Banyak kemajuan yang didapat dalam bisnis ini. Perbulannya ia bisa berpenghasilan bersih mencapai Rp 20 juta. "Paling sepi hanya Rp 3 juta per bulan. Tapi dari usaha ini dengan modal Rp 50 juta sudah balik modal, tinggal menikmati profitnya," kata pria alumni SMAN 1 Padamara ini.

Saat ini juga rutin mensuplai knalpot di berbagai toko di Purbalingga, atau melayani pemesan eceran yang seringkali datang dari media sosial khususnya Facebook, atau forum jual beli secara online seperti olx, tokopedia, bukalapak dan kaskus. Indra mengaku penjualan di dunia maya sangat membantu dan sangat efektif guna melayani pembeli yang malas atau terlalu jauh untuk datang langsung ke industrinya.

Jalan Tentara Pelajar no 31, Kelurahan Kembaran Kulon


Sebagai pelayanan after service buatan IIJ ini, ia berani memberi garansi selama 3 tahun pemakaian untuk knalpotnya yang berbahan stainless. Selain itu, untuk keunggulannya ia juga mengutamakan kualitas bagian sarangan dalam silencer yang ia buat, tentunya dengan lubang yang rapi dan tidak rapuh. Karena performa dan tampilannya yang baik, tak jarang para komunitas fansclub otomotif sering membeli darinya. "Yang sering ambil dari sini biasanya komunitas Kawasaki Ninja Bogor, Kawasaki KLX Jogja, dan komunitas mobil Grade Corola. Untuk keperluan balap roadrace tim dari Semarang, juga balap Grasstrack juga ambil dari sini," papar anak bungsu dari empat bersaudara ini.(Ganda Kurniawan)

0 comments:

Post a Comment