Tuesday, June 10, 2014

Hanya ada di Novel dan Film

Surya Esa, berambut gondrong


"dr Istanto itu orangnya lurus. Tapi lurusnya kemana dulu, kalau menyimpang ya salah sasaran. Lebih baik kita tempuh jalan berliku tapi tepat sasaran," kata bapak Keluarga Kembang Cahaya (KCa), Surya Esa

Itu yang akan selalu aku ingat dari wawancara tadi siang dengan dia. dr Istanto, dinkes dikecam olehnya karena dinilai mendiskreditkan para pecandu narkoba yang ingin sembuh. Mereka disamakan dengan perilaku bunuh diri sehingga pemerintah tak sudi membantu, bahkan katanya tarif IPWL justru dimahalkan khusus mereka.

Hari ini pak Esa nampak puas. dr Istanto jadi kena tegur Bupati. Dan kedamaianpun kembali mengalir. Kita harus terima berlikunya jalan. Seribu satu orang seperti pak Esa ini. Dia terlalu disegani karena mau sukarela membantu rehab sos pasca pemulihan para pecandu narkoba, yang kini terus bertambah menjadi 30 orang.
Kusebut dia Lokal Hero. Hanya baru ku temui orang seperti dia di novel, atau film. Tak ada yang sia-sia pengabdian dari orang orang seperti itu.

Ada yang nyaris mirip. Sahabatku Winarso juga punya kepedulian yang tinggi kepada mereka yang tersingkirkan. Hanya saja dia terlalu ingin terekspos, dipamerkan, pencitraan. Bahkan kadang ada yang palsu dan dibuat jadi 'seolah-olah'.

Kawan yang lain juga ada yang mirip. Ialah mas Wanto, guru mengaji di kampungku, dia terlampau peduli dengan anak-anak kecil dan pemuda disini. Mendidik tanpa ada imbalan. Hanya saja dia terlalu fanatik dengan keNU-annya.

Mereka punya tujuan mulia, untuk banyak orang dengan cara cara mereka sendiri. Tak seperti aku, meski banyak yang mengenalku. Tapi pergerakanku begitu individu. Hatiku masih keras untuk luluh tapi ketika bertindak reaksioner aku masih kalah telak kerasnya dengan perjuanjuangan mereka.

Dinkes vs BNK

0 comments:

Post a Comment