Monday, June 6, 2011

Catatan seorang Pendiam 6 Juni 2011



Dear mom. . .

Daun muda ku masih kencang. Akan terlihat mesra sekali ketika diterpa embun pagi itu. Terimakasih atas doa tulusmu padaku.

Ma, aku masih begitu pendiam. Tapi aku selalu mempelajari setiap petunjuk. Semua orang yakin kalau apa yg dilakukanya itu bagian dr kebenaran. Aku baru saja menyaksikan film Sang Pencerah, disitu K.H Ahmad Dahlan juga merasakan hal yang sama. Kembali mengajarkan Islam yg pure. Tapi banyak orang yang menganggapnya keblinger. Dia menjadi terasingkan.

Rasulullah pernah brsabda. Sesungguhnya islam datang dari keterasingan dan kembali kepada keterasingan pula. Maka beruntunglah orang yang terasingkan, karena yang terasing itulah yang sebenarnya tengah berjuang membereskan sesuatu yang berserakan.

Perubahan memang tidaklah mudah. Rasanya Gie tak seberuntung KH Ahmad Dahlan.

Gie hanya dibanggakan namanya dan idenya, namun tidak dikenakan sendiri oleh orang indonesia.
Idealisme akan luntur ketika negara ini terlalu banyak Kong kalikong. Aku melamun soal ini.

Malam ini aq berangkat ke Surabaya, dengan uang hasil jerih susahmu.

Salam kasih dari puteramu.

Ganda.

0 comments:

Post a Comment