Tuesday, June 3, 2014

Bekal jika lepas nanti

Aku harus segera tentukan, kapan aku mulai berubah. Aku sedang tertidur lelap dengan pendapatan dan keringanan bekerja. Aku sedang tak merasa kekurangan. Tapi aku seperti sedang tidak berjalan maju.

Hari ini Imam seperti makan buah khuldi. Tadinya di Radarmas dia kebagian jadi wartawan komunitas, halaman rendezvous, sesuai dengan bakat dan minatnya. Tapi hari ini dia terpaksa alih profesi jadi wartawan SKPD seperti aku, gara gara satu bulan ini halaman rendezvous mau diisi seputar piala dunia. Hari ini kami liputan bareng.

Sedikit yang bisa ku korek dari dia hari ini. Imam sendiri pernah dengar ungkapan dari bos Feldi, bos dia, bosku juga. Kata dia koranku Banyumas Ekspres oplahnya sedang tinggi, tapi justru bikin Radarmas merugi. Semenjak BanPres muncul pendapatan Radarmas turun. Artinya anak kandung bikin merugi ibunya.

Bisa saja kami BanPres jadi pengganggu. Kemungkinan terburuknya Banpres bisa dimusnahkan oleh bos Feldi. Kami bisa dibubarkan, apalagi kami juga belum dikontrak, belum ada perjanjian atau kedisiplinan kerja. Rasanya mudah saja mereka lakukan itu. Aku perkirakan bom itu bisa meledak.

Rasanya aku harus banyak-banyak minum air, selagi aku masih menyelam. . .

0 comments:

Post a Comment