Yang ku pikirkan adalah dimensi waktu. Dari sekian kali aku mencukur apa yang ada diatas dan di bawah bibirku tersadar bahwa waktu benar-benar berjalan.
Ujian kewirausahaan tadi siang semakin mengingatkanku akan masa yang akan datang. Di bawah pohon yang sejuk itu Feby berkata “mungkin ini hari-hari terakhir kita bersama (dalam bahasa romantik)” untuk kedepannya kita akan tampak lebih egois, berperang melawan kekurangan-kekurangan diri agar kita segera lolos dari wadah akademik ini.
Aku seperti berjalan kekeringan, ingin segera aku berlari tuk menemukan Oase. . . . . .
0 comments:
Post a Comment