Friday, May 20, 2011

Catatan seorang Pendiam 20 Mei 2011


Hari sial yang ramah. Maksudnya di dalam kesialan terdapat keramahan. Tragedi tadi pagi memang murni kesalahanku, aku kurang cermat melihat jadwal Upacara, waktu dan tempat akhirnya  aku terlambat. Melewati fase berfikir ragu namun tetapku putuskan berangkat, namun kami (yang terlambat) dicegat pak satpam dan disisihkan disita KTMnya, dan Aji juga merasakan hal yang sama. Tak sempat mendengar pidato, tak sempat hormat, tak sempat berpanasan aku pulang sudah tak ber KTM lagi. KTM bisa diambil jam satu di gedung H setelah mendapat pengarahan dari Pembantu Rektor III.
Menunggu pak PR III yang sedang berbincang panjang lebar dengan tamunya. Kami yang hadir hanya 10 orang, padahal aslinya ada sekitar 20 orangan. Menunggu dengan tatapan melamun "andai saja tadi aku tidak berangkat sekalian, atau pura-pura tak membawa kartu identitas pasti jadinya tak serumit ini". Mondar mandir kesana kemari, ku lihat diantara kami ada yang tampak frustasi karena dia sebenarnya tidak menerima beasiswa namun ingin ikut upacara, apa daya ia terlambat dan ikut bersama barisan merjinal seperti kami. Aku dan Aji tetaplah santai. Aji suddah banyak berfikir untuk membuat alasan-alasa seandainya dia diinterogasi. Sedangkan aku hanya berniat bicara apa adanya kalau ini murni kesalahan saya. Bagiku kesalahan bukanlah masalah besar asalkan setelah itu bisa membuatku lebih bijak, lebih berhati-hati.

Menunggu dari jam 13:30 akhirnya kami semua bisa menatap muka dengan pak PR III pukul 16:15. Beliau ramah kepada kami dan bicara "yah ini ngga papa, dan asal jangan diulangi lagi kalau diulangi lagi bisa-bisa pacar kalian menjadi tidak setia" (sedikit humor). "jadi kalian tadi telat karena apa? kesiangan atau gimana?". saya hanya diam saja karena aku tak ada lagi alasan kecuali memang kesalahan saya sendiri. beberapa dari kami menjawabnya dengan alasan yang sama, yaitu jadwal upacara tumbuk dengan jadwal kuliah. Pak PR III menanggapi "loh seharusnya kalau ada jadwal upacara nasional untuk sementara waktu itu juga kuliah ditiadakan, jadi kuliahnya siapa itu?, nama dosennya siapa entar saya catat". Mereka menjawabnya ada dari FE, FMIPA, dan Aji rekan sejurusanku juga memberi tahu nama dosennya. Bahkan mungkin alasan dari Aji lah yang paling diyakini pak PR III.

"Kalo dosen saya Namanya Bu Putri Agus Wijayanti pak" jawab Aji kepada Pak PR III. Nama dosen itu ldicatat dengan segera langsung menghubungi pak Arif Purnomo (Ketua Jurusan Sejarah) "Halo pak Arif, njenengan teksih teng Jurusan? apa betul Bu Putri Agus Wijayanti itu dosen situ? tadi pagi katanya dia tetap mngadakan kuliah padahal ada jadwal upacara, nanti tolong beritahu dia atau saya minta nomornya saja langsung, nanti bapak kirim lewat sms ya? ok  terimakasih". ya terimakasih ini menjadi masukan saya jadi memang sebenarnya jika ada jadwal Upacara nasional sementara waktu itu juga kuliah ditiadakan.inilah kesialan namun ditanggapi deng cara yang ramah. 

0 comments:

Post a Comment