Monday, May 23, 2011

Catatan seorang Pendiam 23 Mei 2011


Kuliah Kewirausaan hampir memberiku pemahaman baru. Aku suka diajar Pak.Bain analisisnya selalu menggunakan otak kanan, aku tahu persis itu. Masalah profesi setelah lulus aku malah lebih pesimis menjadi seorang pegawai negeri atau guru. dan yang jelas dari dulu hingga sekarang aku sangat anti menjadi Karyawan/ buruh. Aku pikir bodoh sekali orang-orang yang mencari lowongan pekerjaan, apa lagi mereka yang ditanya “kenapa kamu ambil jurusan itu??” dan dia menjawab “biar aku jadi ini. . . . karena lowongan pekerjaanya sekarang banyak”, perlu dikasihani. Mereka yang kuliah di jurusan yang kelak dicetak menjadi karyawan atau bagian dari suatu perusahaan besar. Mencari lowongan pekerjaan saya pikir hampir sama dengan mencari pintu rumah untuk me-majikan-kan orang atau memperbudak diri. Persetan dengan jumlah gajinya.

Lalu apa bedanya Guru dengan karyawan (yang notabene aku sangat anti)???. Bagiku Profesi guru mungkin menyenangkan dan gaji sudah terjamin hingga sudah mati sekalipun, itulah yang terlintasku masih ada seberkah kemauan menjadi guru. Itulah pola pikir orang Jawa, dan aku sudah terlanjur terjebak didalamnya hanya karena menginkuti keinginan Orang Tuaku agar aku bisa naik kasta dari Waisya ke Ksatriya (Pegawai Negeri), karena orang tuaku juga duduk di Kasta Waisya (dalam perumpamaan masyarakat Hindu). Orang tuaku sebelumnya tidak menyadari bahwa sebenarnya kaum Waisyalah yang berpotensi menjadi seorang Borjuis. Terminologi ini hampir sama dengan sekitar Revolusi Prancis, dimana ada golongan-golongan pedagang/ pengusaha yang kekayaanya jauh melebihi seorang bangsawan atau Rajanya sekalipun. Alangkah senangnya hidup mereka (Jika orientasi kita pada hedonisme).

Aku ingin menggali mimpi-mimpiku yang semenjak SMP pernah ku sketsakan. Aku terinspirasi dari sebuah game di Play Station, namanya Harvest Moon: Back to Nature. Aku ingin seperti ada yang di permainan itu. Game ini secara virtual bertindak sebagai seorang petani, ia hanya bermodal rumah kecil, tanah yang cukup luas, empang dan kuda kecil. Kelak ketika sudah berjalan lancar ia menjadi petani yang menyenangkan. Ia punya  rumah yang besar, punya peternakan ayam, peternakan sapi, peternakan domba, dan menaiki Kuda dengan gagahnya mengelilingi kebun pertaniannya yang luas dan siap dipanen. Dia hidup di sebuah desa yang sederhana, dekat gunung dan banyak gadis cantik. Gadis yang telah dinikahinya itu menjadi ibu rumah tangga biasa, mengurus anak dengan baik dan seringkali membuat kejutan, terkadang mengajaknya kencan di puncak gunung, menari, atau kadang membuatkan masakan yang special. Sungguh mengasikan game itu.. dan aku ingin mewujudkan game ini di dunia nyata ku. Aku sudah mulai menulis sekenarionya.

0 comments:

Post a Comment